Sejarah Penggunaan dan Efek Bahaya Gas Air Mata, Faktor yang Diduga Jadi Penyebab Tragedi Kanjuruhan Malang

- 4 Oktober 2022, 18:29 WIB
Sejarah penggunaan gas air mata yang diduga sebagai penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang
Sejarah penggunaan gas air mata yang diduga sebagai penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang /@antarafoto

Baca Juga: Gercep! 2 Pekan Ungkap 11 Kasus, Polresta Bandung Ringkus 17 Tersangka dan Sita Ganja Hingga Ribuan Pil Trihex

Lebih jauh, efek gas air mata juga dapat membuat seseorang merasa seperti "tercekik" dan terus mengalami batuk, di mana kondisi tersebut bisa menciptakan kepanikan.

Dokter konsultan Prancis menyebut, tidak ada yang lebih membuat panik daripada sensasi tercekik itu.

Sebanyak 1.300 ahli medis bahkan pernah menandatangani petisi agar polisi berhenti menggunakan gas air mata atau senjata sejenis.

Baca Juga: Ngeri ! Akibat dibanting Rizky Billar di Kamar Mandi , Lesti Kejora Mengalami Pergeseran Tulang Leher

Hal itu digerakkan dengan alasan dapat meningkatkan risiko virus dan peluang kemungkinan gas tersebut salah sasaran, terutama jika terkena anak-anak yang masih rentan.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang seolah mengulang peristiwa mengenaskan dalam sejarah sepak bola dunia di Estadio Nacional, Peru pada 1964.

Kala itu, sebanyak 328 dialporkan merengang nyawa setelah terjadi kericuhan begitu besar di dalam stadion.

Baca Juga: Ratusan Nyawa Melayang Akibat Tragedi Kanjuruhan, Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Gas Air Mata?

Polanya hampir serupa: penonton turun ke lapangan, situasi tidak terkendali, gas air mata mulai ditembakan, pintu keluar tertutup, massa mulai kehabisan oksigen dan terinjak-injak.

Halaman:

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x