Sejarah Penggunaan dan Efek Bahaya Gas Air Mata, Faktor yang Diduga Jadi Penyebab Tragedi Kanjuruhan Malang

- 4 Oktober 2022, 18:29 WIB
Sejarah penggunaan gas air mata yang diduga sebagai penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang
Sejarah penggunaan gas air mata yang diduga sebagai penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang /@antarafoto

Namun sejak itu, gas air mata tidak diaktifkan lagi sebagai senjata peperangan karena efeknya yang short-term dan tidak melumpuhkan.

Atas hal itulah akhirnya gas air mata hanya dipakai jajaran polisi guna sebagai "senjata" pembubaran massa.

Baca Juga: Tak Jera Bikin Tayangan Kontroversial, Ini Daftar Konten Baim Wong yang Pernah Bermasalah

Pada awal tahun 1920-an, perusahaan komersial mulai memasarkan dan melakukan display produk gas air mata di beberapa kantor kepolisian Amerika Serikat.

Pertengahan 1920-an gas air mata mulai "lazim" berada di kantor-kantor kepolisan sebagai slah satu alat untuk mengantisipasi kejahatan atau kerusuhan.

Bahkan jelang satu dasawarsa kemudian, gas air mata mulai dipergunakan untuk merepresi gerakan buruh di Eropa.

Baca Juga: Heboh! Lee Min Ho Ikut Belasungkawa atas Tragedi Kanjuruhan, Netizen: Makasih Perhatiannya Oppa

Namun yang jadi pertanyaan, mengapa gas air mata bisa menelan korban jika efeknya hanya short-term dan tidak melumpuhkan seperti yang disebutkan di atas?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencagahan Penyakit Pemerintah Amerika Serikat, gas air mata dapat membunuh sesorang akibat gagal napas jika ditembakan di ruang tertutup, atau di ruang dengan sirkulasi udara rendah.

Riset ini pernah terbukti dengan seorang narapidana di Brooklyn, Amerika Serikat, yang meninggal setelah disemprot cairan merica yang memiliki efek sama seperti gas air mata.

Halaman:

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x