Masalahnya, tidak semua transgender memiliki surat pembebasan tersebut. Para aktivis hak asasi manusia terus berjuang agar transgender memperoleh pengakuan dari negara.
Meskipun memiliki surat pembebasan dari wajib militer, kaum transgender harus tetap datang di hari wajib militer, dan menunjukan surat pembebasan itu, barulah para petugas percaya dan mereka tak harus ikut dalam penyaringan wamil.
Sementara yang tidak memiliki surat tersebut, tetap harus ikut dalam proses penyaringan. Penentuan wajib militer, biasanya diadakan pada bulan April.
Karena banyaknya transgender di Thailand, sudah biasa para transgender yang tak punya surat pembebasan berada di jajaran para pria yang antri dalam memeriksa kesehatan untuk ikut wajib militer.
Sejumlah transgender mengaku sangat stress dengan kewajiban tersebut.
3. Dibuang oleh Keluarga
Hal tersebut, merupakan sebuah konsekuensi. Meskipun keberadaan mereka sudah di terima di Thailand, namun para orangtua mereka tetap tidak bisa menerima keputusan tersebut.
Baca Juga: Buset! Karena 'Ngaret', Bule Amerika Ini Klaim Dirinya Seperti Orang Indonesia, Begini Ceritanya
Tak heran, jika ladyboy di sana hidup sendiri dan jauh dari orangtuanya. Banyak orangtua yang merasa malu jika anaknya memutuskan untuk menjadi ladyboy, sehingga mereka lebih memilih menjauhi keluarganya.