Imbas Jepang Buang Limbah Nuklir ke Samudra Pasifik, Warga Ramai-ramai Timbun Garam

28 Agustus 2023, 19:26 WIB
Ilustrasi garam laut, imbas Jepang buang limbah nuklir ke Samudra Pasifik membuat warga ramai-ramai menimbun garam,/pixabay/mkupiec7 /

JURNAL SOREANG - Imbas keputusan pemerintah membuang limbah nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, membuat masyarakat berbondong-bondong membeli garam dengan jumlah banyak. 

Melihat hal itu, Pengawas Keamanan Pangan Tiongkok mengimbau masyarakat untuk tidak panic buying dan menyimpan pasokan garam dalam jumlah besar. 

Pasalnya, mereka juga memiliki keyakinan yang salah bahwa mengkonsumsi garam bisa melindungi terhadap radiasi nuklir. 

Baca Juga: CPNS 2023: Ketahui Dulu Perbedaan Dasar Tes SKD dan SKB Selengkapnya

Menurut laporan yang dimuat SCMP, warga berbondong-bondong ke supermarket dan memenuhi keranjang belanjaan mereka dengan garam. 

Padahal, menurut Pusat Keamanan Pangan, sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi garam bisa secara efektif mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radiasi pada tubuh. 

“Jumlah yodium dalam garam beryodium sangat kecil, Anda perlu mengonsumsi sekitar 2,5 hingga 5 kg garam setiap hari agar sesuai dengan dosis satu pil yodium," demikian keterangan dalam sebuah postingan di Facebook pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Baca Juga: Sisa Upah Tukang Bantuan RTLH 2022, Ketua KSM Mengaku Masih Ada Di Rekening Pribadinya, Ini penjelasannya

Imbas putusan Jepang yang membuang sekira 1,32 juta ton limbah nuklir ke Samudra Pasifik, Tiongkok memberlakukan larangan terhadap makanan laut dan produk terkait yang bersumber dari 10 prefektur. 

Dalam pernyataannya, Jepang menyatakan bahwa rencana pembuangan limbah nuklir tersebut aman dan tidak menimbulkan ancaman bagi kehidupan laut.

Warga Khawatir Garam di Masa Depan Terkontaminasi Limbah Nuklir

Beberapa warga yang berbondong-bondong menimbun garam hingga stok garam ludes di rak-rak supermarket pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Baca Juga: Sisa Upah Tukang Bantuan RTLH 2022, Ketua KSM Mengaku Masih Ada Di Rekening Pribadinya, Ini penjelasannya

Hal itu dilakukan karena mereka khawatir stok garam di masa depan akan terkontaminasi oleh limbah radioaktif. Namun para ahli mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir akan hal itu. 

“Sebagian besar garam pangan kami diimpor dari Tiongkok daratan. Jika penduduk membeli garam yang diimpor dari Jepang, kami telah melarang impor garam dari 10 prefektur karena adanya peraturan baru dari pemerintah,” kata Profesor Kenneth Leung Mei-yee, Ketua Dewan Penasihat Makanan dan Kebersihan Lingkungan.

Leung mengatakan, meskipun produksi garam pasti akan terpengaruh oleh pembuangan air limbah nuklir yang dilakukan Jepang, dia yakin sistem deteksi di Tiongkok akan memastikan konsumen tidak terpapar pada bumbu impor yang terkontaminasi. 

"Kota ini juga bisa mendapatkan garam dari tempat lain jika resikonya menjadi perhatian, katanya. 

Apakah Garam Bisa Terkontaminasi Limbah Nuklir? 

Baca Juga: Pasutri Jadi Korban Penusukan di Tebet Hingga Suami Tewas, Polisi Buru Terduga Pelaku

Menurut asisten profesor di fakultas sains Institut Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tiongkok, Emily Choi Siu-mei mengatakan, garam bisa terkontaminasi jika diproduksi dengan menguapkan air laut yang diambil dari area radioaktif. 

Kendati demikian, dia pun meminta pihak berwenang untuk memantau situasi dengan cermat.

Salah seorang pembeli mengatakan, rumor mengenai panic buying telah mendorongnya untuk mencari garam di lingkungan sekitar, namun dia gagal mendapatkan barang tersebut. 

“Orang-orang bergegas menimbun garam, dan tidak ada garam yang tersisa,” katanya. 

“Jepang membuang air limbahnya yang menyebabkan hal ini".

Baca Juga: Link Streaming My Lovely Boxer Episode 3 Sub Indo Gratis, Nonton Drakor Kim So Hye dan Lee Sang Yeob di Sini!

Akibat panic buying tersebut, seorang pegawai supermarket, Lee mengungkapkan kekecewaannya usai para pembeli mencoba menimbun garam. 

“Saya tidak mengerti. Garam jelas akan tetap tersedia,” kata Lee. 

“Saya tidak yakin apakah kami dapat mengisi kembali hari ini. Kemarin masih banyak, tapi tadi malam terjual habis.” 

Hal serupa terjadi di supermarket lain. Di beberapa lokasi, pembeli membeli semua merek garam yang lebih murah dan meninggalkan merek yang lebih mahal di rak.

Orang-orang khawatir dan panic buying, mereka beramai-ramai menimbun garam setelah Jepang memulai pembuangan limbah nuklir ke Samudra Pasifik. 

Masyarakat yang melakukan panic buying itu mengatakan, mereka ingin menimbun persediaan garam karena dia khawatir akan kontaminasi oleh limbah radioaktif. 

“Mereka membuang air limbah ke laut, maka laut akan tercemar, begitu pula garamnya,” katanya.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler