Network
“Tim peneliti menemukan bahwa 73% dari total penelitian (yang mereka amati) melaporkan tingkat gejala kejiwaan dan masalah perilaku yang lebih tinggi pada manusia dan hewan setelah terpapar polusi udara di atas rata-rata,” jelasnya.
Berdasarkan tinjauan terhadap lebih dari 100 studi semacam itu, tim menemukan bahwa polusi udara yang dihirup dapat memicu perubahan di daerah otak yang mengendalikan emosi. Akibatnya, orang yang terpapar udara tercemar memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi dibandingkan mereka yang menghirup udara lebih bersih.
Riset terbaru yang dilakukan kelompok riset Harvard pada Maret 2023 juga menunjukkan hal yang sama. Riset ini menunjukkan hubungan antara paparan polusi udara dan peningkatan risiko demensia.
Selain itu, penelitian terbaru menyoroti dampak polusi udara terhadap kesehatan mental dan perkembangan otak anak kecil dan remaja. Riset ini menunjukkan bahwa paparan polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan kecenderungan bunuh diri.
Baca Juga: Ini Profil Azizah Salsha Influencer yang Menikah dengan Pratama Arhan, Ternyata Anak Anggota DPR RI
“Melalui riset neuroimaging, mereka juga menemukan bukti (hubungan antara polusi udara) dengan perubahan struktural dan fungsional di otak,” jelas APA.
Dalam risetnya, APA menambahkan paparan polusi udara dapat memperparah masalah mental yang dialami anak-anak sebelumnya. Pernyataan ini berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives. ***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang
