- Masalah Tidur: Menurut Kantor Kesehatan Wanita Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, pergeseran kadar hormon progesteron reproduksi dapat menghambat kemampuan untuk tertidur dan tetap dalam tidur. Keringat malam juga membuat sulit tidur.
- Perubahan Suasana Hati: Tingkat depresi pada wanita selama perimenopause atau menopause hampir dua kali lipat daripada wanita yang belum mencapai tahap ini, penelitian telah menunjukkan.
Apakah ini disebabkan langsung oleh hormon atau kesedihan atas kehilangan kesuburan atau masalah lain tidak jelas. Wanita yang tidak bisa tidur sebab Hot flashes tadi dan keringat juga lebih cenderung mengalami depresi, demikian temuan para peneliti.
Orang lain yang tidak depresi, biasanya dapat merasa mudah tersinggung atau menangis tanpa sebab. Mereka yang mengalami perubahan suasana hati serupa sebelumnya, sekitar pada siklus menstruasi bulanan atau setelah melahirkan, ini sangat rentan.
- Perubahan Vagina: Rasa sakit dan pegal saat berhubungan seks disebabkan oleh jaringan yang menipis dan yang juga disebabkan oleh berkurangnya estrogen. Seiring dengan kekeringan serupa di kandung kemih dan uretra, ini dikenal sebagai syndrome genitourinary menopause (GSM). Sebagian besar gejala menopause akhirnya sembuh, namun GSM membawa perubahan fisiologis yang bertahan lama.
Sebagian besar gejala muncul atau meningkat selama tahap akhir perimenopause, demikian temuan studi SWAN. Namun gejala tersebut juga bisa datang lebih awal, bahkan sebelum satu periode bergeser.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang