Network
JURNAL SOREANG - Hubungan setiap manusia tercipta agar saling mendekatkan satu sama lain. Baik itu dalam relasi keluarga, pertemanan, serta percintaan. Relasi yang aman serta nyaman pun menjadi hal yang perlu tercipta dari adanya hubungan tersebut.
Namun ternyata tak jarang sikap toxic seseorang bisa menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam suatu hubungan. Terlebih hubungan tersebut adalah hubungan percintaan. Dan yang menjadi korban dari adanya permasalahan tersebut seringkali adalah perempuan.
Menurut data prevalensi menyebutkan bahwa tahun 2000-2018 telah melakukan survei pada 161 negara yang berada diwilayah naungan WHO dab menyebutkan bahwa hampir seluruh dunia 1 diantara 3 orang perempuan pernah mengalami kekerasan baik itu oleh pasangan atau juga bukan pasangan.
Baca Juga: Komdis PSSI Jatuhkan Sanksi Ke Persib, Teddy Tjahjono Beri Wejangan
Di Indonesia sendiri pada CATAHU (Catatan Akhir Tahun) komnas perempuan yang dilakukan pada tahun 2021 terdapat sejumlah 6.480 kasus kekerasan pada ranah personal. KDRT terhadap istri berjumlahkan sekitar 3.221 kasus. Lalu disusul KDP atau kekerasan dalam pacaran yaitu sebanyak 1.309 kasus.
Dibalik banyaknya kekerasan terhadap perempuan, maka kekerasan tersebut terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:
Pertama kekerasan seksual, kekerasan seksual merupakan kekerasan yang bertujuan untuk menyasar organ-organ seksual. Jenis kekerasan ini banyak terjadi yaitu presentasenya sekitar 38% dari perempuan berusia 15-64 tahun dilaporkan pernah mengalaminya.
Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Stres Yang Tidak Kamu Sadari
Kedua kekerasan fisik, kekerasan fisik menjadi kekerasan yang dimana dapat dilakukan dengan cara penyerangan terhadap organ fisik seseorang seperti memukul, mencengkram, dan lainnya. Menurut data kekerasan fisik ini dialami perempuan sebesar 42,7% dengen presentase kekerasan sebanyak 19,6%.
