Benarkah Penggunaan Aspirin Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung? Begini Penjelasan Penelitian

- 3 Oktober 2022, 20:43 WIB
Ilustrasi.  Benarkah Penggunaan Aspirin Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung? Begini Penjelasan Penelitian
Ilustrasi. Benarkah Penggunaan Aspirin Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung? Begini Penjelasan Penelitian /Unsplash

JURNAL SOREANG - Aspirin adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan. 

Selain itu, aspirin juga digunakan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah, sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke pada penderita penyakit kardiovaskular.

Namun apakah benar jika menggunakan aspirin justru meningkatkan risiko gagal jantung?.

Baca Juga: Berikut ini 5 Penyebab Gigi Anda Menguning, Benarkah Karena Terlalu Sering Minum Kopi?

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di ESC Heart Failure, sebuah jurnal dari European Society of Cardiology (ESC) menemukan penggunaan aspirin dikaitkan dengan 26 persen peningkatan risiko gagal jantung.

Peningkatan risiko gagal jantung pada orang dengan setidaknya satu faktor predisposisi untuk kondisi tersebut. 

Faktor predisposisi termasuk merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Tragedi Olahraga Kanjuruhan Malang Tewaskan 125 Jiwa, Gubernur Jatim Khofifah: Insiden Ini Bakal Diusut Tuntas

Dr. Blerim Mujaj, penulis studi, Universitas Freiburg, Jerman mengatakan "Ini adalah studi pertama yang melaporkan bahwa di antara individu dengan setidaknya satu faktor risiko gagal jantung, Mereka yang menggunakan aspirin lebih mungkin untuk meningkatkan kondisi gagal jantung daripada mereka yang tidak menggunakan obat, Sementara temuan memerlukan konfirmasi, mereka menunjukkan bahwa hubungan potensial antara aspirin dan gagal jantung perlu diklarifikasi." Katanya.

Pengaruh aspirin pada gagal jantung masih menjadi kontroversial, Penelitian yang dilakuan ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungannya dengan kejadian gagal jantung pada orang dengan dan tanpa penyakit jantung.

Selain itu penelitian tersebut juga menilai apakah penggunaan aspirin terkait dengan diagnosis yang baru memiliki gagal jantung atau pada mereka yang berisiko.

Penelitian ini melibatkan 30.827 orang yang berisiko mengembangkan gagal jantung yang terdaftar dari Eropa Barat dan AS ke dalam studi HOMAGE. 

Baca Juga: Ketum PSSI Iwan Bule Sebut Hadirin yang Berbahagia di Stadion Kanjuruhan Malang, Netizen: Tolong Revisi

Beresiko disini dapat didefinisikan sebagai satu atau lebih hal berikut seperti: merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. 

Peserta berusia 40 tahun ke atas dan bebas dari gagal jantung pada awal. Penggunaan aspirin dicatat pada saat mereka melakukan  pendaftaran dan peserta diklasifikasikan sebagai pengguna aspiran atau bukan pengguna aspirin.

Rata-rata usia peserta adalah 67 tahun dan 34 perse adalah perempuan. Pada awal, total 7.698 peserta 25 persen menggunakan aspirin selama 5,3 tahun tindak lanjut, 1.330 peserta mengalami gagal jantung.

Para peneliti menilai hubungan antara penggunaan aspirin dan kejadian gagal jantung setelah disesuaikan untuk jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok, penggunaan alkohol, tekanan darah, detak jantung, kolesterol darah, kreatinin, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan pengobatan dengan renin.

Baca Juga: Prediksi Skor Liga Champions Benfica vs PSG, Jadwal, Head to Head, Link Streaming dan Susunan Pemain

Penggunaan aspirin secara independen dikaitkan dengan peningkatan risiko 26 persen dari diagnosis gagal jantung baru.

Untuk memeriksa konsistensi hasil, para peneliti mengulangi analisis setelah mencocokkan pengguna aspirin dan non-pengguna untuk faktor risiko gagal jantung. 

Dalam analisis yang cocok ini, aspirin dikaitkan dengan peningkatan risiko 26 persen dari diagnosis gagal jantung baru. 

Untuk memeriksa hasil lebih lanjut, analisis diulang setelah mengeluarkan pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular. 

Pada 22.690 peserta (74 persen) bebas dari penyakit kardiovaskular, penggunaan aspirin dikaitkan dengan peningkatan risiko 27 persen insiden gagal jantung.

Baca Juga: Terkait Laporan Palsu KDRT, Baim Wong dan Paula Verhoeven Bisa Terancam Pasal Pidana

Dr. Mujaj berkata: "Ini adalah studi besar pertama yang menyelidiki hubungan antara penggunaan aspirin dan insiden gagal jantung pada individu dengan dan tanpa penyakit jantung dan setidaknya satu faktor risiko. 

Aspirin umumnya digunakan dalam penelitian kami satu dari empat peserta adalah minum obat. Dalam populasi ini, penggunaan aspirin dikaitkan dengan insiden gagal jantung, terlepas dari faktor risiko lainnya." Katanya.

Dia menyimpulkan: "Uji coba besar multinasional secara acak pada orang dewasa yang berisiko gagal jantung diperlukan untuk memverifikasi hasil ini. Sampai saat itu, pengamatan kami menunjukkan bahwa aspirin harus diresepkan dengan hati-hati pada mereka yang mengalami gagal jantung atau dengan faktor risiko untuk kondisi tersebut." Pungkasnya.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: news-medical


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah