Adapun jumlah kader juga masih kurang karena yang aktif hanya 5 orang per posyandu.
"Praktik di lapangan masih terdapat kesulitan kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri secara tepat," katanya.
Berdasarkan fenomena dan fakta tersebut maka, tim pengabdian masyarakat mengambil peran untuk memberikan pemberdayaan kepada kader Posyandu dengan memberikan penyuluhan mengenai pencegahan stunting.
"Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan gizi. bahwa peran penyuluhan kesehatan gizi di posyandu masih mengalami berbagai hambatan, baik dari sisi Ibu balita yang kurang mengetahui dan kurang memahaminya," katanya.
Salah satu penyebabnya adalah penyampaian informasi yang tidak maksimal dan kurang menyeluruh serta tingkat pengetahuan Ibu balita yang berbeda-beda.
"Adapun dari sisi kader posyandu yang menjadi masalah biasanya adalah kemampuan penyampaian informasi dan materi terkait penyuluhan kesehatan gizi dinilai masih kurang baik secara kualitas maupun kuantitas yang disebabkan kurangnya pelatihan, terbatasnya pengetahuan dan tingkat pendidikan rendah," katanya.
Yuyun menambahkan, pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang merupakan pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kesehatannya dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.
"Sehingga implementasi tujuan jangka panjang dari program ini yaitu menjadikan Desa Sanca bebas stunting. Adapun Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi interaktif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang stunting," katanya.***