Sifat-sifat ini meningkatkan sensitivitas dan memungkinkan para peneliti untuk melakukan pengukuran lebih cepat.
Para peneliti sekarang mengeksplorasi bagaimana lapisan berpori ini berdampak pada resolusi temporal dari teknik ini.
Selanjutnya, para peneliti akan membuat elektroda serat karbon dari awal dengan karbon berpori dari ampas kopi, yang akan memberikan porositas seragam elektroda tidak hanya di permukaan, tetapi juga terus menerus.
Ross memperkirakan bahwa ini akan meningkatkan kemampuan deteksi neurokimia mereka karena total luas permukaan elektroda yang lebih besar akan terpapar untuk menyerap molekul dopamin.
Pada saat yang sama, Ross berencana untuk menguji elektroda berlapis kopi saat ini di otak tikus hidup.
Sementara itu, tidak akan ada kekurangan bahan awal untuk melaksanakan tahap proyek selanjutnya, karena seluruh lab tampaknya menyukai minuman mereka. "Mahasiswa pascasarjana menyediakan cukup banyak bubuk kopi lebih dari yang kami butuhkan," kata Ross.
"Seluruh lab saya sangat menyukai proyek ini," tutupnya.***