Bukan Cuma Karna Masalah Ekonomi, Stunting Bisa Disebabkan Oleh Pemahaman Gizi yang Kurang

23 Agustus 2023, 19:29 WIB
Ilustrasi pemenuhan kebutuhan gizi yang harusnya dimulai sebelum masa kehamilan. / Unsplash/John Looy /

 

JURNAL SOREANG - Stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan fisik anak terhambat dan tidak sesuai dengan usianya. Masalah ini sebenarnya telah menjadi perhatian serius dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.

Meskipun faktor ekonomi sering kali dikaitkan dengan terjadinya stunting, penting untuk diakui bahwa masalah ini memiliki akar penyebab yang lebih kompleks.

Chief Executive Officer (CEO) Yayasan Care Peduli (YCP), Bonaria Siahaan telah menggarisbawahi bahwa pemahaman yang kurang mengenai gizi yang tepat juga dapat berkontribusi terhadap kondisi stunting yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: 2 Weton ini Merupakan Orang yang Pendiam dan Suka Menyendiri, Yuk Cek Apakah Anda Masuk Dalam Daftar

Yayasan Care Peduli (YCP), yang memiliki fokus pada pengelolaan risiko bencana, kesetaraan gender, dan inklusi sosial, telah mengambil langkah progresif dalam menangani masalah stunting.

Dalam perayaan ulang tahun kelima YCP pada 22 Agustus 2023 di Jakarta, Bonaria Siahaan memaparkan pandangannya terkait penyebab stunting.

Ia dengan tegas menekankan bahwa sementara faktor ekonomi memainkan peran penting, kurangnya pemahaman mengenai cara memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak juga memiliki dampak yang signifikan.

Baca Juga: Penuh Makna dan Cinta! Inilah Kumpulan Kata-kata Menarik Bahasa Inggris yang Cocok Dijadikan Sebagai Caption

Bonaria Siahaan mengungkapkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi seharusnya dimulai jauh sebelum seorang ibu mengandung.

"Harusnya dimulai dari masa gadis ya, bukan setelah dia hamil," kata Bonaria Siahaan.

Pendidikan mengenai gizi yang benar sejak usia dini juga dapat membekali generasi muda dengan pengetahuan yang diperlukan untuk tumbuh dengan kesehatan optimal.

Baca Juga: 7 Pemotor Tertabrak Truk di Jaksel Dinilai Tak Layak Dapat Santunan Kecelakaan, Ini Alasannya

Selain pemahaman tentang gizi, pola asuh juga berperan penting dalam mencegah terjadinya stunting.

"Terkait dengan pola asuh. Pola asuh ada hubungan dengan pengetahuan, tapi ya kebiasaan juga," lanjut Bonaria Siahaan.

Oleh karena itu, YCP menyediakan pelatihan kelas pengasuhan untuk para orang tua. Langkah ini membantu memberikan panduan praktis kepada orang tua mengenai pola makan yang seimbang dan cara mengasuh yang baik.

Baca Juga: Polusi Udara Kian Buruk, Ini 4 Rekomendasi Jus Buah dan Sayur untuk Bersihkan Paru-paru, Yuk Coba Buat!

Pihak YCP juga memahami bahwa tantangan ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Dalam hal ini, YCP tidak hanya memberikan bantuan makanan tambahan, tetapi juga memberikan edukasi tentang cara memanfaatkan bahan makanan yang terjangkau untuk menciptakan makanan bergizi.

Pendekatan ini mencerminkan upaya yang komprehensif untuk memberdayakan keluarga dengan sumber daya terbatas.

Selain mengatasi kendala gizi, YCP juga memusatkan perhatiannya pada pemberdayaan perempuan.

Baca Juga: 3 Tips Asah Soft Skill yang Bisa Dilakukan Perusahaan Demi Maksimalkan Kemampuan Gen Z

"Kami combine dengan pemberdayaan perempuan secara ekonomi maupun dalam kapasitas dia mengambil keputusan," ungkap Bonaria Siahaan.

Ini mencakup pelatihan dan dukungan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan sehingga mereka dapat berkontribusi secara lebih berarti terhadap perekonomian keluarga dan masyarakat.

Secara keseluruhan, dalam menghadapi tantangan stunting ini maka tidak dapat diabaikan bahwa permasalahan ini memiliki akar penyebab yang kompleks.

Baca Juga: Biar Romantis! 23 Panggilan Sayang Buat Pacar dalam Bahasa Inggris, Pacar Tidak Akan Bosan

Selain faktor ekonomi, pemahaman yang kurang mengenai gizi yang tepat dan pola asuh yang tidak memadai juga berkontribusi terhadap kondisi tersebut. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler