JURNAL SOREANG - Penyakit hernia adalah kondisi organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan di sekitarnya.
Secara umum penyakit hernia ini tidak berbahaya namun, dapat berkembang menjadi masalah serius sehingga berakibat kematian.
Apabila teridap penyakit hernia, kemungkinan besar penanganannya melalui langkah operasi.
Tetapi, tidak semua kasus penyakit hernia dilakukan dengan langkah operasi, tergantung kondisi dan gejala hernia itu sendiri.
Menurut MedicalNewsToday, penyakit hernia terjadi pada organ internal yang menekan dan menembus otot atau jaringan ikat organ lain.
Pada saat otot atau jaringan ikat itu lemah atau robek sehingga ada bagian tertentu dari organ, terutama usus yang menembus masuk ke area tubuh lain.
Baca Juga: Ngeri! Perang Rusia dan Ukraina Semakin Merajalela, Apakah Putin Akan Gunakan Nuklir?
Akibatnya, muncul tonjolan di bawah kulit yang disertai rasa sakit dan ketidak nyamanan.
Kondisi ini umumnya terjadi di area perut dan selangkangan, ada dua jenis umum hernia, yakni eksternal dan internal.
Sebagian besar hernia bersifat eksternal. Artinya, organ tersebut menyebabkan tonjolan yang terlihat dari luar tubuh.
Baca Juga: Ternyata Ini yang Menyebabkan Mr P Menjadi Mati Rasa? Berikut Penjelasanya
Sementara, hernia terjadi secara internal, tonjolan berada di dalam tubuh, berikut 7 jenis hernia berdasarkan lokasinya:
1. Hernia inguinalis
Terjadi ketika ada bagian dari usus mendorong ke dalam saluran di dinding bawah perut yang disebut kanal inguinal, sehingga timbul tonjolan di perut bagian bawah kanan atau kiri.
2. Hernia femoralis
Terjadi pada usus atau jaringan lain yang masuk dan menonjol di antara paha bagian atas dan selangkangan, biasanya terjadi pada wanita.
3. Hernia epigastrium
Kondisi organ dalam perut menonjol keluar di garis tengah perut, antara pusar dan tulang dada.
Baca Juga: Menteri Kominfo dan LDII Ingatkan Kemampuan Ini Bisa Wujudkan Peradaban Maju
Hernia epigastrik dapat terjadi pada siapa saja, baik pada orang dewasa maupun bayi baru lahir.
4. Hernia umbilikalis
Kondisi di mana bagian usus menonjol keluar dari pusar. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan umumnya tidak berbahaya.
5. Hernia hiatus
Kondisi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada.
6. Hernia insisional
Kondisi ketika sebagian usus mendorong dinding perut yang biasanya terjadi setelah operasi perut, ketika daerah sayatan operasi masih lemah.
Baca Juga: Benarkah Telur Bisa Redakan Gejala? Berikut 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Menopause!
7. Hernia spigelian
Terjadi pada bagian usus yang mendorong jaringan ikat perut (Spigelian fascia) sehingga terjadi benjolan di bagian bawah pusar.
Hernia awalnya ringan bisa berubah menjadi berat apabila tidak segera ditangani.
Baca Juga: Suami Lama Tidak Berhubungan Intim 5 Ancaman Ini Akan Terjadi, Bahkan Berujung Kematian
Pada hernia inguinalis misalnya, bisa makin membesar dan menekan kantong Mr P atau skrotum sehingga memicu rasa sakit dan bengkak.
Kemudian, hernia hiatus dapat menyebabkan asam lambung masuk ke saluran pencernaan hingga memicu sakit perut, naiknya asam lambung, dan bahkan perdarahan.
Penyakit ini rentan terjadi pada orang yang terlahir dengan kelainan otot atau jaringan ikat yang lemah karena pada masa kandungan tidak berkembang dengan sempurna.
Baca Juga: Bikin Bangga! Hari Lantas Bhayangkara ke-67, Polresta Bandung Raih 2 Penghargaan, Ini Kategorinya
Namun, rata-rata orang yang terkena hernia biasanya karena ototnya melemah seiring dengan pertambahan usia.
Penyakit ini bisa menyerang pria, wanita, bayi, hingga lansia juga bisa terkena.
Sementara hernia inguinalis cenderung terjadi pada pria daripada wanita.
Dan, hernia femoralis sebaliknya, lebih umum dialami wanita.
Sedangkan, hernia umbilikalis terjadi pada pria dan wanita, namun pada wanita terjadi ketika selama atau setelah masa kehamilan.***