JURNAL SOREANG - Metode menyimpan pada tempatnya ternyata tidak efektif untuk mempertahankan kerapian.
Mana mungkin orang mampu beres-beres kalau mereka belum pernah mempelajari cara berbenah yang benar?
Jika Anda juga tidak tahu caranya berbenah, jangan patah arang, karena sekaranglah waktunya belajar.
Baca Juga: Simak! Inilah Penyebab Rumah Kita Tak Kunjung Rapi
Pernahkah anda mendengar keluhan :
“Saya beres-beres sewaktu menyadari betapa berantakannya rumah saya, tetapi tidak lama kemudian rumah yang sudah rapi selalu saja acak-acakan lagi,”
sedangkan tanggapan yang lazim didengung-dengungkan oleh rubrik saran di majalah-majalah adalah, “Jangan coba-coba merapikan seisi rumah sekaligus.
Ujung-ujungnya, Anda pasti kembali ke kebiasaan berantakan.
Baca Juga: Yuk Kenalan dengan Epidermis, Struktur Terluar Penyusun Kulit
“Biasakanlah untuk berbenah sedikit-sedikit”, nasihat klise ini mungkin sering anda dengar.
Akan tetapi, ada satu masalah yang sepertinya tak kunjung terpecahkan.
Serajin apa pun anda berbenah, tidak lama berselang semuanya pasti acak-acakan lagi.
Semakin sering berlatih maka semakin mahir pulalah kita, tetapi sekalipun berbenah juga merupakan pekerjaan rumah tangga,
Baca Juga: Jangan Coba-Coba! Penimbun Minyak Goreng Bakal Didenda Rp50 Miliar
kemampuan kita sepertinya tidak berkembang meskipun saya sering sekali beres-beres-tidak ada tempat yang kerapiannya terjaga untuk waktu lama
Kebiasaan berantakan memang sudah lumrah.
Kalau merapikan semuanya sekaligus, bisa menyebabkan kewalahan.
Namun apabila anda menggunakan pendekatan yang tepat, anda takkan pernah lagi kembali ke kebiasaan berantakan.
Menurut asumsi umum, karena kebiasaan berantakan sudah tertanam begitu dalam di alam bawah sadar kita,
merapikan secara menyeluruh bukan cuma sia-sia, melainkan juga berbahaya karena bisa-bisa menjadikan kita semakin malas.
Namun, jangan tertipu. Begitu kita memindahkan perabot dan menyingkirkan sampah, berubahlah ruangan kita.
Memang sesederhana itu. Merapikan rumah secara menyeluruh. (Dalam bahasa Jepang, istilahnya adalah ikki ni atau ‘sekaligus’.)
Orang kembali ke kebiasaan berantakan karena mereka mengira sudah beres-beres secara menyeluruh,
padahal sejatinya mereka belum tuntas memilah dan menyimpan.
Asalkan Anda membenahi rumah dengan benar, Anda pasti bisa terus mempertahankan kerapian,
bahkan kalaupun Anda berwatak pemalas atau ceroboh.***