Waduh! Ternyata Tetap Tidak Aman, Simak 5 Bahaya Menghisap Vape yang Perlu Diwaspadai

11 Januari 2022, 21:43 WIB
Ternyata! Tetap Tidak Aman, Simak 5 Bahaya Menghisap Vape yang Perlu Diwaspadai. /pixabay/doodleroy

JURNAL SOREANG - Berbeda dengan rokok tembakau, vape memang tidak mengandung zat berbahaya, seperti tar dan karbon monoksida. Namun bukan berarti vape lebih aman dibandingkan rokok tembakau.

Vape justru memiliki kandungan zat kimia berbahaya, seperti nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, formaldehida, logam berat, dan diasetil, yang hampir sama dengan rokok tembakau.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah merokok vape yang jarang diketahui.

Baca Juga: Mantap! Inilah 7 Stadion Termegah Di Dunia, yang Menjadi Saksi Penampilan Nelson Mandela Terakhir kalinya

1. Menyebabkan Ketergantungan atau Ketagihan

Sama seperti rokok tembakau, vape juga mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan.

Nikotin yang terkandung dalam vape dapat merangsang otak melepaskan hormon dopamin dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan efek ketergantungan.

Jadi, vaping tidak membantu untuk berhenti merokok, tapi justru membuat menjadi lebih ketergantungan dan ketagihan.

2. Membahayakan Paru-Paru

Meski tidak memakai tembakau, bukan berarti bahaya vaping lebih ringan daripada rokok tembakau.

Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk Yogyakarta dan Sekitarnya, Rabu 12 Januari 2022

Pasalnya, rokok elektronik tetap memiliki kandungan nikotin yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru dan mengurangi kemampuan jaringan pelindung di paru untuk melindungi organ paru.

Kandungan bahan tambahan pada rokok elektronik juga bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Asetil yang terkandung di vape dapat menyebabkan munculnya penyakit bronchiolitis obliterans, atau lebih dikenal sebagai paru-paru popcorn (popcorn lung).

Selain itu, vitamin E asetat yang ada pada beberapa jenis rokok elektrik juga diduga kuat dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang disebut dengan e-cigarette, or vaping, product use-associated lung injury (EVALI). Kondisi ini menyebabkan nyeri dada dan sesak napas yang bisa berakhir dengan gagal napas.

Baca Juga: Candaan Sensitif Deddy Corbuzier soal Korea Utara Jadi Sorotan Netizen, Coach STY: Jangan Dibiasakan!

3. Membahayakan Jantung

Nikotin yang terdapat di vape juga bisa mengganggu jantung. Saat nikotin diserap dan melalui aliran darah, kelenjar adrenal dapat merangsang untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal). Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

4. Menyebabkan gangguan pada janin

Pada ibu hamil, penggunaan vape secara aktif maupun pasif dapat membahayakan janin di dalam kandungannya. Pasalnya, paparan nikotin dan zat berbahaya lain di dalam vape dapat mengganggu perkembangan janin.

Sedangkan pada anak-anak, paparan nikotin dari vape dapat mengganggu perkembangan otaknya serta mempengaruhi daya ingat.

5. Meningkatkan risiko terkena kanker

Kandungan formaldehida yang terdapat dalam vape bersifat karsinogenik, sehingga bila dihirup dalam jangka waktu lama, dapat memicu munculnya sel-sel kanker.

Baca Juga: Ganda Putra Indonesia Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan Maju ke Babak Kedua India Open 2022

Bahaya vaping lainnya adalah jika cairan nikotin yang digunakan untuk mengisi rokok elektrik terkena kulit atau tak sengaja terminum.

Hal ini dapat mengakibatkan kondisi serius, bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, selalu simpan dan buang alat vaping dengan benar untuk mencegah keracunan vape.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler