Produk China Menguasai Indonesia, Ini yang Harus Kita Lakukan agar Produk Dalam Negeri Berjaya

- 22 Agustus 2023, 18:41 WIB
Ilustrasi Produk dari China
Ilustrasi Produk dari China /Xinhua

Hal yang menarik ada di brand skincare yang banyak dikira sebagai brand lokal, Skintific. Meski cepat membuat produk baru dan marketingnya jenius banget dengan memanfaatkan Tiktok Live. Satu akun Tiktok bisa beberapa orang yang melakukan live streaming untuk promosi. Bahkan, mereka mengalahkan produk skincare lokal. Meski dikatakan Google bahwa itu perusahaan Kanada yang berbasis di Norwegia, jika meluhat izin dari BPOM, alamat perusahaannya di Baiyun Discrit, Guangzhou City, Guangdong Province, China.

Beberapa hal yang membingungkan dari identitas Skintific adalah website Skintific Kanada itu sendiri yang dimana dinyatakan kalau perusahaan itu berdiri dari 1957. Selain itu, founder mereka adalah Kristen Tveit dan Anna-Kristin Stokke. Setelah dicek, ada kemiripan nama brand antara Skintific dengan Skntific asal Norwegia dengan founder yang sama. Entah beli lisensi produk atau kerjasama, yang pasti di website Skintific Kanada ada kata PT May Sun Yvan yang merupakan distributor tunggal Skintific di Indonesia.

Baca Juga: Capai 1,7 Miliar Penayangan, MV BTS “Boy With Luv’ Jadi Banyak Ditonton

Untuk domain website Skintific Kanada, itu dimiliki oleh Alibaba. Hal yang mengejutkan dari pencarian Google Trends, Skintific paling banyak dicari di Indonesia. Sebagai perbandingan, Kiehl's yang merupakan skincare asal Amerika Serikat lebih banyak dicari di Google Trends di beberapa negara.

Meski barang atau brand dari China bagus, tapi jika anda asyik beli barang dari China terus, kapan produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri? Mau berapa banyak pengusaha Indonesia yang akan tersingkirkan oleh produk China?

Meski kita menggunakan produk luar negeri, ads salahnya barang kebutuhan sehari-hari produk Indonesia. Masih banyak produk dan brand lokal yang mau memperbaiki kualitasnya yang sebelumnya dicap jelek. Jadi, apa salahnya kita beli produk atau brand lokal? Layaknya pete atau durian yang tidak disukai beberapa orang, coba lagi untuk makan pete atau durian. Bisa jadi yang tadinya tidak suka makan pete atau durian, menjadi suka makan pete atau durian.

Baca Juga: Keluarga Kiper PSIS Adi Satryo Mendapat Bullyan Buntut Insiden yang Melibatkan Arsan Makarin di Laga Semalam

Sebagai contoh, masyarakat Korea Selatan sudah ditanam untuk beli produk dalam negeri.
Baik smartphone, mobil, elektronik, dan lainnya banyak penduduk Korea Selatan beli produk dalam negeri. Dengan cara penduduk Korea Selatan inilah negara Korea Selatan lebih maju karena uang berputar di dalam negara Korea Selatan.

Pemerintah dan berbagai pihak terus memberikan edukasi kepada UMKM di Indonesia. Tujuannya agar produk UMKM dapat bersaing dengan produk luar negeri. Tidak hanya sekadar membatasi produk luar negeri. Kedepannya, Indonesia akan mengalami bonus demografi di 2045. Jika produksi tidak diimbangi dengan konsumsi, beberapa masyarakat masih mencari produk luar negeri.

Terkahir, Raymond Chin mengajak kita semua untuk support produk Indonesia. Tidak hanya sebatas UMKM, tapi juga produk yang sudah dikenal di Indonesia. Contoh nyatanya adalah Indomie yang dikenal dunia berkat diaspora Indonesia atau orang luar negeri yang kembali ke negaranya setelah berkunjung ke Indonesia. ***

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Youtube Raymond Chin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah