JURNAL SOREANG- Pada rapat Panja Asumsi Dasar, Kebijakan Fiskal, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan RAPBN TA 2023, Anggota Badan Anggaran DPR RI, Nevi Zuairina, meminta kepada pemerintah untuk membuat terobosan penting sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Ultra Mikro agar semakin masif menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Pasalnya menurutnya, Sektor ini selama ini masih berupa jargon yang menunjukkan keberpihakan pemerintah pada ekonomi menengah ke bawah.
"Namun kenyataan di lapangan proporsi UMKM dan ultra mikro yang tersentuh bantuan pemerintah masih kecil.Kita semua mengetahui konflik yang melanda negara Eropa sangat mempengaruhi komoditas impor yang merupakan bagian dari bahan baku produksi," kata Nevi, Senin 20 Juni 2022.
Baca Juga: Kampus Punya Peran Besar Kembangkan UMKM, Ini yang Dilakukan Prodi Administrasi Bisnis Fisip Unpas
Pengusaha kita dalam negeri, kata Nevi, sangat tergantung bahan impor sebagai bahan baku produksi yang mengakibatkan biaya produksi mahal dan ujungnya produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing.
"Pemerintah sudah mengakui terkait industri manufaktur menjadi penyumbang terbesar penerimaan pajak," katanya.
Untuk itu, kesadaran ini mesti dapat ditindaklanjuti pada penguatan sektor UMKM yang juga persoalan ketersediaan pasarnya sehingga masyarakat dalam negeri semakin besar dalam konsumsi produk UMKM.
Nevi mengatakan, pemerintah telah menetapkan alokasi pembelian produk UMKM dari belanja pemerintah pusat mencapai 40 persen.