JURNAL SOREANG - Warteg atau warung makan di kota-kota besar terutama Jakarta, merupakan jenis usaha bukan musiman yang banyak dicari konsumen.
Alasan kesibukan, harga terjangkau, dan tersedia dimana, menjadi alasan konsumen lebih memilih untuk membeli makanan di warteg.
Warung yang menjual makanan rumahan, pada umumnya sayur tumis, ayam dan ikan goreng, hingga soto ini, biasanya akan dipadati konsumen pada jam makan siang.
Baca Juga: Jika Tak Ingin Anak Keras Kepala, Ini 10 Cara Mendidik yang Harus Dihindari
Dilansir dari akun tiktok @samotion, membuka usaha warteg menghasilkan laba bersih hingga Rp5 juta. Bagaimana cara menghitungnya?
Pertama-tama lakukan perhitungan biaya operasional seperti contoh berikut:
List perlengkapan
Meja dan kursi Rp1.000.000.-
Etalase Rp1.500.000.-
Perabotan Rp 500.000.-
Kompor Rp 500.000.-
Gas Rp 120.000.-
Bahan baku 30 hari Rp5.000.000.-
Total Rp.8.620.000.-
Baca Juga: Untuk Mi Fans! Berikut 9 HP Xiaomi yang Tak Dapat Update Software
Perhitungan potensi pendapatan dari penjualan menu aneka sayur dan tumisan, ayam dan ikan, telur dan tempe tahu, bisa dijual satuan per item atau menjadi menu nasi rames dengan harga per porsi rata-rata Rp10-15 ribu.
Asumsinya dalam satu hari terjual 30 porsi x Rp15.000=Rp450.000.-
Sehingga omset perbulan Rp450.000 x 30 hari =Rp13.500.000. - 8.620.000=4.880.000.-
Laba bersih yang didapat setelah dikurangi modal operasional tersebut baru dari menjual menu makanan saja, di warteg juga menyediakan menu minuman es teh, kopi dan minuman sachet lainnya untuk memaksimalkan pendapatan.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang