BI Siap Redenominasi Rupiah! 3 Faktor Ini Menjadi Pertimbangan

- 6 Juli 2023, 13:04 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berikan keterangna terkait denumerisasi Rupiah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berikan keterangna terkait denumerisasi Rupiah. /bi.go.id

 

JURNAL SOREANG - Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), mengungkapkan kesiapan BI untuk melakukan redenominasi Rupiah. Namun saat ini, masih ada tiga faktor yang menyebabkan redenominasi belum dilakukan.

Merujuk pada KBBI, redenominasi adalah proses penyederhanaan nilai mata uang Rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Tujuan dari redenominasi adalah untuk menyederhanakan digit pada pecahan Rupiah tanpa mengurangi nilai beli, harga, atau nilai Rupiah terhadap barang dan jasa.

Meskipun demikian, pelaksanaan redenominasi masih ditunda karena adanya tiga faktor yang perlu dipertimbangkan.

Baca Juga: Pihak Mall Mewah Klarifikasi Kejadian Pencurian Mobil, Pemilik Lalai

"Redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desain, tahapannya, sudah kami siapkan semua secara operasional dan langkah-langkahnya," ujar Perry dikutip dari laman antaranews kamis, 06/07/23.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Perry. Faktor pertama adalah kondisi makroekonomi, di mana meskipun kondisi ekonomi Indonesia telah membaik, masih ada potensi dampak dari ketidakpastian ekonomi global.

Ketidakpastian tersebut terutama terkait dengan risiko perlambatan pertumbuhan dan kebijakan suku bunga di negara maju. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan mencapai 2,7 persen tahun ini, namun ada risiko perlambatan terutama di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Di Amerika Serikat, tekanan inflasi masih tinggi dan ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), di masa mendatang. Kebijakan moneter juga beragam di Eropa dan Jepang, di mana Eropa masih menerapkan kebijakan ketat sementara Jepang masih melonggarkan kebijakan moneter. Di Tiongkok, pertumbuhan ekonomi juga tidak sesuai perkiraan dan mendorong kebijakan moneter yang lebih longgar.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x