JURNAL SOREANG - Ternyata ada investasi bodong yang lebih berbahaya dari Binary Option, dan sudah memakan banyak korban.
Setelah kasus investasi bodong Binary Option mencuat ke publik, semakin banyak lagi orang yang melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban platform trading ilegal.
Investasi bodong yang disebut lebih berbahaya dari Binary Option adalah robot trading Fahrenheit.
Aksi penipuan dalam robot trading Fahrenheit adalah operator membuat transaksi seolah-olah margin call (MC).
Margin call adalah peringatan dari broker atau sekuritas kepada investor untuk menambah modal ke rekening investasinya.
Kondisi itu terjadi saat nilai ekuitas nasabah nyaris habis karena adanya posisi merugi cukup parah dalam akunnya.
Jika hal itu terjadi, maka seorang trader harus menambah dana akun, karena kalau tidak maka pihak broker dapat menutup paksa posisi trading-nya dalam kondisi stop out (rugi).
Dari aksi memanipulasi margin call robot trading Fahrenheit menyebabkan deposit member habis terkuras.
Rudy Salim dalam podcast youtubenya membahas masalah ini dengan Frank Hutapea seorang praktisi hukum dan Roy Shakti.
Roy Shakti mengatakan robot trading Fahrenheit jelas lebih berbahaya daripada Binary Option karena sistemnya MLM member get member.
"Yang berpotensi menjadi korban di robot trading Fahrenheit bukan hanya orang lain tapi juga keluarga sendiri karena sistemnya MLM" ujar Roy Shakti
"Robot trading MLM itu palsu semua, sebenarnya itu hanya sebuah bisnis untuk tutup dana berkedok trading, robotnya gak ada chartnya manipulasi."tambahnya.
Baca Juga: Pernikahan Son Ye Jin dan Hyun Bin Digelar Outdoor, Perlu Undang Mbak Rara?
Pengacara korban dari robot trading Fahrenheit, Oktavianus Setiawan, mengungkapkan saat ini korban sudah mencapai 700-800 orang dengan total kerugian berkisar hingga Rp15triliun.
Direktorat Tindak Pidana Khusus Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sendiri sudah menahan bos robot trading Fahrenheit Hendry Susanto pada Senin, 21 Maret 2022 di Rumah Tahanan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Frank Hutapea sebagai praktisi hukum menjelaskan fenomena investasi bodong di Indonesia akan selalu ada setiap tahun hanya namanya saja yang berbeda.
Baca Juga: Mo Salah Dikalahkan Lagi Sadio Mane, Sahabat di Klub, Mimpi Buruk di Timnas
Melihat masalah yang terjadi, Frank Hutapea menuturkan orang Indonesia tidak bisa hanya sekedar dikasih tahu saja.
"Sebenarnya para korban mungkin sudah paham dengan resiko investasinya, tapi mereka tidak setuju kalau dibohongi" ujar Frank Hutapea.
"Bedain setuju dengan resiko sama setuju karena di bego-begoin." Tambahnya.
Lebih lanjut ia menyarankan untuk mengedukasi masalah investasi bodong ini, Frank Hutapea menyarankan kepada pihak OJK, Bappebti dan Pemerintah untuk bekerja sama dengan influencer untuk sounding masalah ini.
Karena pengaruh influencer itu sangat besar maka tidak ada salahnya para publik figure pun digerakkan untuk mengatasi hal ini dengan cara sounding agar lebih cepat dipahami bahaya investasi bodong oleh masyarakat.***