Macan Tutul Jawa Ditemukan Terluka Di Kebun Kopi Milik Warga, Rancabali, Kabupaten Bandung

Sam
- 24 Oktober 2020, 17:33 WIB
Proses evakuasi Macan Tutul  Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas dibantu warga saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di petak 3F Perhutani, di Kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020.
Proses evakuasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas dibantu warga saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di petak 3F Perhutani, di Kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020. /Dok. FK3I Jawa Barat

JURNAL SOREANG - Kembali warga petani kopi di kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, digegerkan dengan penemuan seekor macan tutul jawa (Panthera Pardus Melas) dewasa, yang keluar dari kawasan hutan dan masuk ke kawasan perkebunan kopi warga. Jumat, 23 Oktober 2020.

Menurut Ketua Badan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia ( BP FK3I) Jawa Barat, Dedi Kurniawan, mengatakan, bahwa penemuan satwa dilindungi tersebut bermula ketika salah seorang petani kopi yang hendak menuju kebun kopinya, menemukan macan tutul tersebut terdiam tepat di saung kebun kopi miliknya.

"Waktu itu sekitar jam 10.00 pagi, seorang petani kopi yang hendak ke kebunnya di petak 3F Perhutani, ia menemukan macan tutul jawa yang terdiam, tepat di sisi saung kebun kopi miliknya, seketika itu ia langsung melaporkan kejadian tersebut ke petugas jaga di resort kawah putih."

Baca Juga: Hari Jumat Kini Identik dengan Hal Ini

Kemudian setelah itu, kata Dedi, sejumlah petugas dari Perhutani dan BBKSDA Jawa Barat dan anggota FK3I Bandung Selatan dibantu warga, segera menuju lokasi macan tutul tersebut ditemukan.

Pada waktu proses evakuasi berlangsung, petugas berupaya memancing macan tersebut untuk beranjak dari tempatnya, namun ternyata setalah diperhatikan, ada luka yang cukup parah di tubuh bagian atas sebelah kiri, dan terlilit tambang plastik di bagian tubuh si macan, sehingga macan tutul tersebut terlihat lemas, terdiam tak berdaya.

Saat evakuasi berjalan, kemudian macan tersebut dibawa petugas ke pos resort kawah putih terdekat, sambil menunggu tim dokter dari kebun binatang Bandung datang, yang sebelumnya sudah dihubungi petugas.

Baca Juga: Sudah Sembuh, Kepulangan Korban Penyerangan Mapolsek Ciracas Dilepas Kasad Adika Perkasa

Terkait luka yang terdapat di bagian tubuh macan tutul tersebut, Dedi belum bisa memastikan penyebabnya. Namun Dedi mengatakan bahwa untuk penanganan luka yang terdapat di bagian tubuh macan tutul tersebut kini sudah dalam penanganan BBKSDA Jawa Barat dengan melibatkan tim dokter Kebun Binatang Bandung.

Proses evakuasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020.
Proses evakuasi Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) oleh petugas saat ditemukan di perkebunan kopi milik warga di kawasan Kawah Putih, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat, 23 Oktober 2020. Dok. FK3I Jawa Barat

"Kondisi macan serta luka yang ada di tubuhnya, sudah dalam penanganan BBKSDA dangan melibatkan tim dokter dari Kebun Binatang Bandung." kata Dedi.

Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala Resort Patengan, Otum, bahwa pihaknya menerima laporan beberapa jam setelah ditemukannya macan tutul jawa tersebut, dengan kondisi terluka yang cukup parah pada bagian tubuhnya.

Baca Juga: Tak Ada Renang Gaya Batu di Laut Mati

"Saya mendapat informasi baru kemarin siang, di jalur/ arah kawah putih,  kondisinya terluka." kata Otum saat dikonfirmasi tim Jurnal Soreang.Pikiran-Rakyat.com melalui aplikasi percakapan Whatsapp. Sabtu, 24 Oktober 2020.

Tim Jurnal Soreang.Pikiran-Rakyat.com pun berupaya menghubungi pihak BBKSDA Jawa Barat, namun belum mendapatkan informasi lebih lanjut, sampai berita ini diturunkan.

Kendati demikian, Ketua FK3I melalui pernyataannya, mendesak kepada pemerintah dan unsur terkait untuk segera mengeluarkan rencana aksi penyelamatan konflik satwa liar dilindungi.

Baca Juga: Miris, Daftar Tunggu Operasi di Rumah Sakit Ini Capai Enam Bulan

Hal itu bukan tanpa alasan, kata Dedi, tindakan aksi penyelamatan konflik satwa liar yang kerap terjadi, harus segera mendapatkan perhatian penuh dari semua pihak yang berkepentingan,sebab mengancam keberlangsungan hidup satwa dilindungi yang berada di dalam dan luar kawasan.

"Konflik kerap terjadi di area hutan yang kawasannya sering terjamah manusia, maka dalam rencana aksi itu penting sekali edukasi dan pemahaman terhadap masyarakat yang perlu dilakukan oleh KLHK sebagai pemegang kawasan. Oleh karena itu, FK3I pun secara tegas serta mengingatkan kepada KLHK dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera menyusun aksi sesuai mandat Undang-undang Kehutanan dan Undang-undang KSDAE yang mengatur satwa dilindungi di dalam dan luar kawasan. " kata Dedi.***

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x