Hati-hati Menyebarkan Data Pribadi di Dunia Maya, Satu Keluarga Dibunuh oleh Stalker Di Korea

- 5 Agustus 2023, 14:14 WIB
Ilustrasi Lindungi Keamanan Data Pribadi di Internet
Ilustrasi Lindungi Keamanan Data Pribadi di Internet /Pexels.com / Andrea Piacquadio/

 

JURNAL SOREANG - Secara singkat, stalker adalah penguntit. Penguntit disini adalah dimana seseorang atau kelompok yang melakukan pemantauan agar mencapai tujuannya. Pemantauan ini tujuannya mencari informasi dari target yang diinginkan penguntit. Contohnya seseorang yang mengintip atau memata-matai pihak tertentu. Tujuannya berbagai macam. Untuk mengecek kesetiaan pasangan/selingkuh bagi yang punya pasangan, atau mengecek seseorang yang dicurigai melakukan tindakan kriminal bagi pihak kepolisian.

Meski penguntitan ada nilai positifnya, ada juga pengunitian yang negatif seperti di Korea Selatan. Di Korea Selatan, terjadi pembunuhan terhadap satu keluarga yang dilakukan oleh seorang stalker. Stalker merupakan orang yang melakukan mata-mata atau penguntitan. Seperti apa kejadiannya? Apa saja tipsnya agar terhindar dari stalker? Bagaimana cara agar data pribadi seperti alamat rumah lebih aman?

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter ERA.id @eradotid yang dipost pada 4 Agustus 2023, pembunuha yang dilakukan oleh stalker terjadi pada 21 Maret 2021 waktu Korea Selatan. Korbannya adalah sekeluarga yang terdiri dari ibu dan kedua putrinya yang dibunuh oleh Kim Tae-hyun. Tae-hyun pernah maling uang di tempat kerjanya saat bekerja sebagai operator warnet dan pernah meneror orang di medsos yang berujung bayar denda. Hukuman yang diterima tidak membuat Tae-hyun jera melakukan tindakan kriminal.

Baca Juga: Begini Strategi Xabi Alonso yang Melatih Bayer Leverkusen Hingga Diincar Tim Besar Eropa

Suatu hari, Tae-hyun berkenalan dengan seorang perempuan berusia 25 tahun di salah satu warnet. Ia berkenalan karena mereka juga sama-sama menyukai game online. Terutama League of Legends. Perempuan ini bergabung dalam komunitas gaming yang kebetulan di dalamnya ada Tae-hyun. Perempuan itu dengan ramah menerima ajakan tawaran bermain dan pertemanan dari Tae-hyun. Disinlah Tae-hyun jatuh cinta.

Singkat cerita, cinta Tae-hyun ditolak oleh perempuan itu. Meski begitu, perempuan itu masih menerima Tae-hyun sebagai teman. Namun keputusan itu tidak diterima dengan baik oleh Tae-hyun. Tae-hyun terus menelpon, SMS, bahkan voicemail yang akan menjadi obsesi. Gerah karena terus menerima notifikasi handphone dari Tae-hyun, perempuan itu memblokirnya dari semua media sosial.

Meski sudah memblokirnya dan mengganti nomor hp baru, tetap saja Tae-hyun menemukannya. Selain itu, Tae-hyun buat akun fake untuk stalking akun perempuan itu karena akun medsosnya diblokir. Obsesinya pun berubah menjadi kemarahan yang berujung untuk melakukan pembunuhan. Kerja kerasnya untuk mengetahui perempuan itu berbuah hasil dengan tidak waspadanya perempuan itu. Secara sengaja perempuan itu pernah posting bungkus paket yang diterima dengan alamat pengiriman yang masih utuh. Hal ini tidak disia-siakan oleh Tae-hyun untuk ke rumahnya.

Baca Juga: Berikut Contoh Susunan Panitia Lomba 17 Agustus 2023, Beserta Penjelasan Tugasnya

Tibalah di tanggal kejadiannya, yaitu 21 Maret 2021. Sebelum ke apartemen korban, ia ke warnet tempatnya biasa bermain game online. Kali ini, ia tidak bermain game dan merokok. Tak lama ia berangkat ke apartemen korban dan berpura-pura sebagai pengantar paket.
"Taruh saja di luar, terima kasih!" sahut sesorang yang diketahui adalah adik dari perempuan yang diincar Tae-hyun. Tak lama, anak itu membuka pintu untuk mengambil paket. Seketika Tae-hyun menerobos apartemennya dan mendorong anak itu. Setelah pintunya ditutup, adik perempuan yang diincarnya dibacok lehernya hingga tewas.

Setalah membunuhnya, Tae-hyun menunggu di dalam apartemen itu. Jam sepuluh malam, ibu dari perempuan yang diincar Tae-hyun tiba di apartemennya. Seketika, Tae-hyun menbacoknya hingga tewas. Sejam kemudian, perempuan yang menolak cinta Tae-hyun balik ke apartemennya. Berbeda dengan adiknya dan ibunya, perempuan itu melihat keluarganya tewas dan menyadari Tae-hyun di apartemennya. Tak lama kemudian, gilirannya yang dibacok Tae-hyun. Setelah semuanya tewas, Tae-hyun tinggal di apartemen itu hingga 72 jam kemudian.

Polisi mendapatkan informasi dari teman dari keluarga perempuan yang tewas bahwa mereka tidak bisa dihubungi. Polisi mendatangi apartemen itu dan mendobrak pintu. Betapa terkejutnya bahwa mereka menemukan Tae-hyun beserta tiga mayat perempuan yang tewas. Tae-hyun pun ditangkap.

Baca Juga: Wakil Jaksa Agung Soal Upaya dalam Memperoleh Predikat Kejaksaan RI Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi

Singkat cerita, Tae-hyun dihukum penjara seunur hidup karena kejujuran dan kooperatif saat interogasi polisi yang semula divonis hukuman mati.

Menurut berbagai sumber, semua paket yang kita terima pastinya ada data diri kita yang meliputi nama, alamat rumah, dan nomor telepon. Jika terbuang begitu saja, ada kemungkinan akan dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kejahatan. Ada baiknya untuk merobek atau mengguntingnya hingga tidak terbaca.

Selain itu, alamat rumah dan alamat pribadi jangan pernah difoto atau divideokan untuk mengantisipasi hal yang membahayakan. Untuk password di aplikasi seperti Tokopedia atau Shoppe agar mencari kata yang tidak mudah bagi orang lain yang mengenalinya. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: twitter @eradotid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah