LPPTKA BKPRMI dan Balai Litbang LPTQ AAM Yogyakarta Perkuat Metodologi Iqro, Ini Caranya

- 3 Februari 2023, 16:01 WIB
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran Al-Qur’an di Lingkungan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak- Kanak Al-Qur'an (LPPTKA), DPD BKPRMI Kab Bandung, menyelenggarakan Pelatihan dan Bimbingan Hafalan Al-Qur’an Sekaligus Ujian Syahadah Al-Qur'an pada Jumat-Sabtu 3-4 Februari 2023
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran Al-Qur’an di Lingkungan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak- Kanak Al-Qur'an (LPPTKA), DPD BKPRMI Kab Bandung, menyelenggarakan Pelatihan dan Bimbingan Hafalan Al-Qur’an Sekaligus Ujian Syahadah Al-Qur'an pada Jumat-Sabtu 3-4 Februari 2023 /BKPRMI/

JURNAL SOREANG- Sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran Al-Qur’an di Lingkungan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak- Kanak Al-Qur'an (LPPTKA), DPD BKPRMI Kab Bandung, menyelenggarakan Pelatihan dan Bimbingan Hafalan Al-Qur’an Sekaligus Ujian Syahadah Al-Qur'an pada Jumat-Sabtu 3-4 Februari 2023 di Gedung Ormas Soreang.

Acara yang di selenggarakan dua hari ini dibuka oleh Kasi PD Pontren Kementerian Agama Kabupaten Bandung,  H. Syaripudin, M.Ag.

  "Khoirukum man ta'alamal Qur'aana wa allamah. Sebaik baiknya kalian adalah orang yang memperajari Al-Qur'an dan mengajarkannya," katanya mengutip hadis Nabi Muhammad.

Baca Juga: Qari dan Qariah Kabupaten Bandung Akan Ikut MTQ Internasional di Malaka, Malaysia, Mewakili BKPRMI Jabar

Dalam Laporannya Direktur Daerah LPPTKA, H. Deden Hidayat, S.Ag, mengatakan kegiatan ini bertemakan “ Menjaga Amanah dengan merawat Tradisi dan merespon Modernisasi”.

 LPPTKA berkomitmen menjaga Amanah dari Almagfurlooh KH. As’ad Humam, untuk melestarikan karya Monumentalnya yang mewakafkan Metodologi Iqro untuk LPPTKA-BKPRMI.

"Ujian kali ini sengaja kita laksanakan di Kabupaten Bandung dengan mendatangkan langsung tim Munaqisnya dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional AMM Yogyakarta sebanyak 8 orang yang di pimpin oleh Ustad Roihan Afandi, S.I.P, untuk menguji para Ustad Ustadzah sebanyak 243 Ustaz dan ustazah se-kabupaten Bandung," ujarnya.

Baca Juga: Bupati Sumedang Harap BKPRMI Ciptakan Generasi Emas Indonesia

Sedangkan  Ketua umum DPD BKPRMI Kab Bandung, H. Cecep Irfan Hilmi, S.Pd.I, sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi tingginya kepada Dirda LPPTKA dan jajarannya, yang menyelenggarakan acara Pembinaan dan Ujian Syahadah.

"Hal ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya, artinya DPD BKPRMI terus berupaya menyiapkan kualitas sebagai standardisasi kemampuan para Ustadz Ustadzah dalam mengajarkan Al-Qur’an bagi para Santri TKA TPA dan TQA," katanya.

Kiai Cecep memberikan Motivasi terhadap 234 peserta Ujian Syahadah al-Qur’an bahwa dengan ujian, maka seseorang bisa berefleksi diri dan menyadari kekurangan dan kelemahannya sehingga terpacu untuk meningkatkan kualitas diri dan meraih prestasi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Pembakaran Kitab Suci Alquran di Swedia dan Belanda Picu Reaksi Keras, Berikut Tanggapan Ketua Umum DPP LDII

"Al-Qur'an menjelaskan  hakikat kehidupan dan kematian ini merupakan ujian dalam rangka verifikasi siapa di antara manusia yang paling baik kinerjanya," katanya.

Tanpa ujian, manusia cenderung tidak mau belajar dan mengambil hikmah. Karena itu, ujian apa pun, termasuk ujian Syahadah ini, harus disikapi secara positif, penuh keinsafan, kebersyukuran, dan kesediaan untuk belajar.

"Sesungguhnya, ujian yang sukses itu adalah ujian untuk belajar, bukan sebaliknya belajar untuk ujian. Jika ujian dimaknai untuk belajar,  maka siapa pun yang berkesadaran seperti itu pasti selalu berkomitmen untuk ikhlas, serius, dan sabar dalam belajar," katanya.

Sebaliknya, jika belajar diniati untuk ujian, maka belajar itu akan berakhir dengan berakhirnya ujian.

Baca Juga: Bolehkah membaca Alquran saat Haid, simak penjelasan Syekh Ali Jaber

Belajar hanya untuk bisa menjawab soal-soal ujian, bukan untuk menjadi modal intelektual dan mental spiritual untuk meraih kemajuan dalam kehidupan.

Ujian dalam proses pembelajaran itu biasa dan wajar, karena semua proses kehidupan, termasuk pembelajaran, menghendaki adanya ujian. Allah SWT menegaskan bahwa setiap orang beriman pasti diuji.

Dengan ujian, kualitas seseorang dapat dinilai. Menurut sebuah pepatah Arab, "Melalui ujian, seorang itu dimuliakan atau menjadi terhina".

Oleh sebab itu, ujian harus dimaknai sebagai sarana untuk meraih kemuliaan, bukan kehinaan. Orang mulia pasti berusaha mempersiapkan diri dengan belajar secara sungguh-sungguh, maksimal, berdoa, dan bertawakal kepada Allah SWT.

Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Robot Pintar Keliling di Masjidil Haram, Bagikan Alquran Saat Jamaah Haji Tawaf Wada

"Saat ujian, dia akan menjalaninya dengan penuh keyakinan, kepercayaan diri, kesabaran, dan kejujuran," katanya.

Ujian untuk belajar adalah warisan spiritual dan etos intelektual para nabi. Semua nabi dan rasul Allah itu pernah diuji dengan aneka cobaan hidup sebagai pelajaran berharga.

"Nilai kehidupan jauh lebih berharga daripadai nilai kuantitatif karena hidup ini tidak cukup hanya dijalani dan diselesaikan dengan angka-angka kelulusan ujian," katanya.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Nasehat Kebaikan, Alquran adalah Penyembuh Jiwa yang Sakit

Ujian menghendaki kesabaran, sedangkan kesabaran merupakan kunci kesuksesan, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam realitas kehidupan.***

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x