Data Survei Poldata untuk Pilkada Kabupaten Bandung Bocor, Begini Hasilnya

- 4 Desember 2020, 09:44 WIB
Data survei poldata terkair Pilkada Kabupaten Bandung
Data survei poldata terkair Pilkada Kabupaten Bandung /
JURNAL SOREANG - Dokumen rahasia milik salah satu konsultan politik nasional Poldata Indonesia diduga bocor dan viral di media sosial jelang hari pencoblosan Pilkada Kabupaten Bandung.
 
Dalam dokumen tersebut, termuat sejumlah informasi tentang Pilkada Kabupaten Bandung 2020.
 
Tidak terkecuali data hasil survei popularitas dan elektabilitas tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Bandung. 
 
 
Berdasarkan bocoran dokumen yang diterima awak media, data tersebut berupa tampilan powerpoint yang terdiri dari beberapa slide.
 
Di slide pertama, terdapat paparan yang tentang tingkat elektabilitas para paslon. 
 
Dalam data itu, paslon Nomor Urut 1 Kurnia Agustina–Usman Sayogi (NU) dilansir memiliki elektabilitas tertinggi 40,91 persen.
 
 
Menyusul kemudian paslon Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bedas) dengan elektabilitas 35,03 persen dan paslon Yena Iskandar Ma'soem-Atep 10,93 persen.
 
Sedangkan sisanya 13,13 persen, merupaka  pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
 
Pada bagian keterangan, tertulis: “Dokumen Rahasia. Tidak Untuk Dipublikasikan. Hasil survei dilakukan pada 23-30 November 2020".
 
 
Namun dokumen ini rupanya, memang hasil rilis terbaru dari Poldata Indonesia, yang belum akan dipublikasikan.
 
Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Konsultan Arif Fajar Budiman pun membenarkan hasil tersebut.
 
Namun dirinya mengaku heran mengapa informasi tersebut bisa beredar ke publik. 
 
 
Menurutnya, informasi tersebut hanya disampaikan pada sejumlah orang tertentu saja.
 
“Data tersebut benar. Survei tersebut dilaksanakan untuk tujuan kajian ilmu. Oleh karena itu dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa rekayasa apapun. Saya heran mengapa itu bisa bocor ke publik,” ujar Fajar kepada awak media, saat dihubungi via telefon, Jumat 4 Desember 2020.
 
Fajar sendiri tidak berkomentar banyak terkait bagaimana dokumen sepenting itu bisa bocor ke publik. 
 
 
Kendati demikian, dirinya masih melakukan penelusuran penyebab dokumen tersebut bisa tersebar di grup-grup WhatsApp warga Kabupaten Bandung.***

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x