Konsisten Siaga dan Disiplin Protokol Kesehatan, Desa Tenjolaya Tetap Nol Kasus Positif Covid-19

30 Oktober 2020, 18:10 WIB
Personiel Perlindungan Masyarakat (Linmas) Desa Tenjolaya mencuci tangan saat berjaga di depan rumah isolasi Covid-19 di Desa Tenjolaya, Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Senin (22/6/2020). Desa Tenjolaya direncanakan sebagai simulasi Kampung Tangguh dalam penanganan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bandung. /Pikiran-Rakyat.com/Ade Mamad/

JURNAL SOREANG  - Terpilih menjadi wakil Polresta Bandung dalam penilaian Kampung Tangguh ke tingkat Polda Jawa Barat, hanyalah bonus bagi Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Soalnya tujuan kesiapsiagaan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat di desa itu, sejatinya adalah untuk melindungi warga dari paparan Covid-19.

Banyak pakar epidomologi melansir bahwa beberapa kunci utama dalam mengendalikan pandemi adalah pemeriksaan (testing), pelacakan (tracking) dan isolasi (isolating). Soalnya hal tersebut memang pada intinya memisahkan mereka yang terpapar agar tidak menulari yang sehat.

Meskipun demikian, idealnya hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh para petugas medis dan instansi terkait di pemerintahan pusat hingga kota/kabupaten. Namun masyarakat umum bersama pemerintahan di level terendah pun sebaiknya bisa menerapkan metode serupa.

Baca Juga: Tiga Korban TPPO Dari Empat ABK Pulang Ke Indonesia Difasilitasi KBRI Bangkok

Hal itulah yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Desa Tenjoyala, sejak awal merebaknya pandemi Covid-19 pertengahan Maret lalu. Tak hanya memikirkan dampak ekonomi, namun pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 pun dilakukan dengan intensif di desa tersebut.

Bukan sekedar pos pemeriksaan suhu tubuh, Desa Tenjolaya pun memiliki kelengkapan lain dalam mencegah penyebaran Covid-19, layaknya gugus tugas di level yang lebih tinggi. Desa ini juga memiliki pos keamanan, balai kesehatan, ruang data penerima bantuan sosial, rumah isolasi hingga dapur umum khusus Covid-19.

Kepala Desa Tenjolaya Ismawanto Somantri mengatakan, ide tersebut sebenarnya sudah muncul sejak awal pandemi seperti imbauan dari pemerintah pusat. Namun ia tak menampik jika pemicu realisasinya adalah ketika terjadi kepanikan warga saat seorang perantau pulang kampung dan terindikasi Covid-19.

Baca Juga: Ini Proses Umrah Saat Pandemi. Calon Jemaah Umrah Nginap Dua Malam di Jakarta

"Perantau yang bersangkutan ketika itu pulang dari Jakarta dan tak lama berselang istrinya mengalami demam tinggi. Warga sempat panik dan khawatir itu indikasi Covid-19. Kami pun langsung menyewa sebuah rumah milik warga untuk dijadikan tempat khusus isolasi bagi mereka," kata Somantri, Jumat 30 Oktober 2020.

Selama menjalani isolasi, kata Somantri, warga yang bersangkutan diberi fasilitas mulai dari makan-minum hingga kebutuhan pribadi lain. Selain itu, kebutuhan hidup anggota keluarga mereka yang lain juga ditanggung oleh pemerintah desa.

Meskipun demikian, isolasi tidak berlangsung lama karena warga tersebut ternyata dinyatakan negatif setelah menjalani tes dari tim gugus tugas. Namun hingga saat ini, rumah tersebut tetap disiagakan sebagai tempat khusus isolasi sebagai bentuk kesiapsiagaan Desa Tenjolaya yang kini mendapat predikat Desa Tangguh Covid-19.

Baca Juga: BUMN Sering Dapat Penyertaan Modal Pemerintah, tapi Kok Masih Melempem

Kesiapsiagaan tersebut memang terbukti cukup efektif, karena hingga saat ini tidak ada satu pun warga Desa Tenjolaya yang terindikasi Covid-19. Jangankan positif berdasarkan tes usap, yang reaktif terhadap rapid test pun nihil.

Hal itu, kata Somantri, didukung juga oleh pemeriksaan di pos khusus terhadap pendatang terutama dari luar kota. Selain itu, kampanye tentang pentingnya menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun hingga penggunaan masker yang gencar pun turut andil dalam pencegahan Covid-19 di desa ini.

Berdasarkan pengamatan "Jurnal Soreang", di sejumlah titik desa ini memang terlihat sejumlah spanduk besar yang bertuliskan imbauan kepada masyarakat untuk selalu masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Selain itu, fasilitas wastafel portabel pun disediakan di sejumlah titik serta ribuan hand sanitizer dan masker pun telah dibagikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Ditemukan Molekul Unik Di Bulan Terbesar Planet Saturnus, Titan

Terkait dampak ekonomi, Somantri mengaku bahwa warga desanya yang terdampak sebenarnya tidak terlalu besar karena sebagian besar berprofesi di sektor pertanian yang terus bisa berjalan. Namun demi menghindari kecemburuan sosial akibat tidak meratanya bantuan dari pemerintah pusat hingga kabupaten, ia mengaku telah menggandeng para dermawan yang hingga saat ini sudah menyalurkan ribuan paket sembako bagi warganya yang memang berpenghasilan pas-pasan.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler