Minat Baca Masih Kurang, Saatnya Perpustakaan Berinovasi

Sam
21 Oktober 2020, 17:34 WIB
WAKIL Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macam Effendi (tengah) memperhatikan buku saat kunjungan kerjanya pada masa reses sidang pertama tahun 2020 - 2021 di ruang Perpustakaan Kabupatan Bandung. Rabu (22/10/2020). Dede mengakui, tingkat leterasi masyarakat Indonesia masih kurang, oleh karena itu perlu adanya inovasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat. /Sam

JURNAL SOREANG - Pada masa reses sidang pertama DPR RI 2020 -2021, Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan, Olahraga dan Sejarah, Dede Yusuf Macan Effendi melakukan kunjungan kerjanya ke Perpustakaan Kabupaten Bandung di jalan Al Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung. Rabu, 21 Oktober 2020.

Pada kesempatan tersebut, Dede Yusuf meninjau sejumlah fasilitas baca yang ada di perpustakaan tersebut. Didampingi Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung Triheru Setiati.

Dede yusuf cukup terkesan dengan fasilitas yang tersedia di perpustakaan tersebut, kendati ada beberapa masukan yang ideal terkait tata letak etalase atau tempat buku.

Baca Juga: Jumlah Kasus Positif Covid-19 Hari Ini Capai 373.109. DKI Jakarta Tetap Tertinggi

Tak luput, Dede pun sempat menyinggung terkait tingkat leterasi yang masih kurang di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Sekilas saja, bahwa angka pendidikan kita jika dilihat dari tingkat kelulusan, ternyata 60 persen itu masih berorientasi kepada SD dan SMP, di tingkat SMA dan SMK sekitar 20 persen sedang di tingkat strata itu hanya berkisar di angka 8 hingga 10 persen." jelas Dede.

Artinya, minat baca jika dilihat dari indikator tingkat kelulusan tadi masih sangat rendah.

Baca Juga: Mengais Rejeki Ditengah Aksi, Polwan Juga Peduli

Atas alasan itulah, Komisi X DPR RI sebagai mitra perpustakaan berupaya untuk mendorong peran penting perpustakaan dalam literasi, termasuk terobosan pada sektor industri 4.0.

"Perpustakaan nasional termasuk perpustakaan di daerah saat ini yang ingin kita dorong dari sisi literasi dan arsip dan pendataan, termasuk terobosan pada sektor industri 4.0 terhadap minat literasi masyarakat yang belum begitu besar." kata Dede.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena minat baca orang ke perpustakaan berbeda dengan minat orang mencari buku di toko buku. Oleh karena itu diperlukan satu terobosan untuk hal tersebut.

Baca Juga: Ini yang Bisa Disiapkan Hadapi Fenomena Hujan Ekstrem

"Minat orang baca ke perpustakaan, berbeda dengan minat orang mencari buku ke toko buku, maka salah satu solusi yang harus dibenahi oleh perpustakaan adalah suasananya membacanya." imbuhnya.

Dede pun menjelaskan, bahwa di masa pandemi saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait peran penting perpustakaan, yaitu mengajak masyarakat untuk membaca, sehingga menumbuhkan minat baca.

"Daripada orang orang ke mall dan nongkrong-nongkrong,maka dia bisa datang ke perpustakaan. Nah buku apa yang disiapkan, itu yang menjadi penting." jelas Dede.

Baca Juga: Renungan Hari Santri Nasional: Negara Harus Hadir di Pesantren dan Madrasah

Bahkan, sebelumnya Dede menyarankan kepada Kepala Perpustakaan Nasional, untuk lebih benyak menyediakan buku-buku keterampilan.

Pasalnya, ketika angka pengangguran bertambah menjadi tujuh juta, maka literasi buku ketrampilan yang ada di perpustakaan sangat penting, guna menumbuhkan usaha kecil menengah.

"Ketika angka pengangguran bertambah tujuh juta, maka orang mulai berfikir untuk melakukan kegiatan usaha sampingan, seperti memasak online, beternak ikan lele dan lain-lain, akan tetapi buku-buku keterampilan itu sangat sulit dicari, padahal di perpustakaan ada, akan tetapi di perpustakaan tidak muncul secara signifikan, sehingga orang sulit mencari buku tersebut." ungkapnya.

Baca Juga: Spesialis perampok SPBU, Dihadiahi Timah Panas

Sehingga disanalah peran penting perpustakaan untuk menyediakan buku-buku informatif bagi masyarakat tadi, yaitu perpustakaan yang mampu berinovasi dan mengerti terhadap kebutuhan sesuai perkembangan jaman.

Dede berharap, bahwa perpustakaan mampu memanfaatkan situasi orang di rumah di masa pandemi ini, untuk belajar ke perpustakaan.

"Tentunya dengan standar penerapan protokol kesehatan." kata Dede.***

 

 

 

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler