Warga Dayeuhkolot Berharap, Antisipasi Banjir Prioritaskan Kedalaman Sungai

Sam
10 Oktober 2020, 20:01 WIB
Seorang warga berjalan diatas endapan sedimentasi di sisi sungai Citarum di Kelurahan Andir, Baleendah, Kabupaten Bandung, Sabtu 10 Oktober 2020. /Sam/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Memasuki musim penghujan, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Citarum, khususnya di daerah Dayeuhkolot dan sekitarnya, sudah bersiap diri menghadapi banjir yang acap kali melanda daerah tersebut.

Seperti yang diberitahukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa tahun ini musim hujan di wilayah Bandung Raya, diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Oktober.

Bagi masyarakat yang tinggal di dataran rendah yang juga rentan dengan bencana banjir, seperti yang kerap terjadi di Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, mereka mengakui bahwasannya mereka sudah terbiasa untuk menghadapi hal itu.

Baca Juga: Seorang Ustaz Ubah Lahan Tandus Jadi Kebun Sayuran Organik

Seperti yang dituturkan pendiri komunitas Munding Dongkol sekaligus pemerhati lingkungan sungai Citarum, Acim, bahwa masyarakat di sekitarnya terutama di Kampung Bojong Asih, merasa sudah terbiasa menghadapi hal itu. Ia mengakui tidak terlalu merasa khawatir, karena masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan tatkala terjadi banjir.

"Karena sudah terbiasa dan lumrah menghadapi banjir ketika musim hujan tiba, tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya masyarakat disini, ya seperti biasa, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir." kata Acim.

Kendati demikian, Acim pun mengakui, ia beserta pemuda dan masyarakat sekitar, selalu melakukan persiapan antisipatif saat menghadapi banjir yang terjadi di wilayahnya.

Baca Juga: DPC Gerindra Kabupaten Bandung Akan Tempuh Jalur Hukum Soal Berita Hoax 28 PAC Alihkan Dukungan

"Dan persiapan-persiapan untuk menghadapi banjir itu sendiri, jauh-jauh hari kami bersama masyarakat melakukan kerjasama dengan pemerintah, TNI dan Polri setempat untuk melakukan kegiatan normalisasi gorong-gorong yang ada di wilayah kami dengan sistem padat karya." imbuhnya.

Dengan cara normalisasi tersebut, kata Acim, maka sedimentasi di gorong-gorong akibat banjir sebelumnya akan terangkut sehingga aliran air dari pemukiman warga yang menuju sungai Citarum kembali normal.

"Selain itu, kami pun selaku tim relawan hanya mempunyai dua perahu evakuasi, maka yang kami lakukan yaitu memeriksa dan memperbaiki perahu yang rusak, supaya siap dipergunakan untuk evakuasi ketika banjir." kata Acim.

Baca Juga: Tingkat Gangguan Kejiwaan Meningkatkan, Begini Solusi Pemprov Jabar

Melihat kondisi sedimentasi yang mulai meninggi di bantaran sungai Citarum sisi sebelahnya, ia pun selalu berharap kepada pemerintah terkait normalisasi sungai Citarum yang tidak hanya terfokus pada pengerukan di pinggir dan pelebaran tanggulnya saja, akan tetapi faktor kedalaman sungainya pun harus diprioritaskan.

"Saat kemarau dalam dua bulan terakhir, sudah terlihat dangkalnya Citarum akibat sedimentasi itu seperti apa, saya selalu menyarankan kepada pemerintah bahwa Citarum itu bukan hanya untuk pengerukan pinggir dan pelebaran tanggulnya saja, tapi tolong perhatikan juga kedalaman sungainya."imbuh Acim.

Acim pun mengakui bahwa daerah Dayeuhkolot selalu dilanda banjir, namun ia pun tidak menampik bahwa hal itu bisa disiasati dan diantisipasi, yaitu dengan cara pengerukan sedimentasi secara besar-besaran.

Baca Juga: Wow. Anak Panah Bisa Melesat Capai 500 meter

"Kalau ada orang yang bilang bahwa Dayeuhkolot dari dulu selalu banjir, memang dari dulu, bahkan dari jaman penjajahan Belanda pun Dayeuhkolot selalu banjir, namun itu bisa disiasati dan diantisipasi dengan cara pengerukan sedimen secara besar-besaran yang diprioritaskan pada kedalaman sungai. Bahkan di tahun 1996 pernah dilakukan pengerukan besar-besaran yang diprioritaskan pada kedalaman, Alhamdullilah, 10 tahun Dayeuhkolot bisa bebas banjir, karena kedalaman sungai saat itu sampai 15 meter." ujarnya.

Acim pun mengakui, program pemerintah terkait pembangunan sodetan (floodway) sungai Cisangkuy yang akan membantu meminimalisir banjir di wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya.

"Dengan adanya floodway sungai Cisangkuy, ketika terjadi limpasan air yang besar di wilayah hulu seperti dari Pangalengan dan wilayah hulu lainnya, maka diharapkan arus air yang melalui dayeuh kolot bisa berkurang. Dengan demikian beban masyarakat disini bisa sedikit terbantu." kata Acim.

Baca Juga: 28 PAC Alihkan Dukungan di Pilkada, Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bandung: Itu Hoax

"Kendati demikian, kami tetap berharap kepada pemerintah, bahwa tidak hanya sodetan sungai Cisangkuy saja yang jadi prioritas, akan tetapi tingkat kedalaman sungainya pun harus jadi prioritas." imbuhnya.***

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler