JURNAL SOREANG - Tingkat partisipasi Pilkada Kabupaten Bandung 2020 secara keseluruhan mengalami kenaikan signifikan sampai 72,18 persen.
Jumlah itu naik sekitar 9 persen dari tingkat partisipasi Pilkada Kabupaten Bandung 2015 sebesar 62,9 persen.
Namun ironisnya, masih ada satu TPS yang hanya didatangi oleh 17 orang dari total puluhan orang yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Baca Juga: PLENO Penetapan KPU: Dadang-Sahrul Menang di Pilkada Kabupaten Bandung 2020 dengan 56,01 Persen
Berdasarkan data hasil rapat pleno rekapitulasi di KPU Kabupaten Bandung, Selasa 15 Desember 2020, total pemilih yang menyalurkan hak suaranya mencapai 1.711.642 orang.
Jumlah itu terdiri dari 802.326 pemilih laki-laki dan 909.316 pemilih perempuan.
Adapun jumlah pemilih di daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 2.356.412 orang yang terdiri dari 1.189.772 laki-laki dan 1.166.640 perempuan.
Baca Juga: Mohon Dibukakan Pintu Rahmat
Ditambah dengan jumlah pemilih non DPT yang menggunakan KTP elektronik sebanyak 13.958 dan jumlah pemilih pindah 1.001 orang, sehingga jumlah pemilih terdaftar secara keseluruhan mencapai 2.371.500 orang.
Namun sayang tingkat partisipasi yang tinggi secara umum itu, belum diimbangi oleh tingkat partisipasi pemilih disabilitas.
Dari total pemilih disabilitas yang tercatat sebanyak 2.524, hanya 692 orang atau 24,92 persen yang menyalurkan hak pilihnya.
Baca Juga: Penyanyi Dangdut Ini Akhirnya Berurusan dengan Polisi Usai Konser
Selain itu, dalam pleno tersebut juga terungkap bahwa masih ada satu TPS yang tingkat partisipasinya hanya mencapai 11 persen di mana dari 153 pemilih yang terdaftar dalam DPT, hanya 17 orang yang datang ke TPS tersebut.
Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya mengaku sangat bersyukur dengan capaian tingkat partisipasi secara keseluruhan itu.
Terlebih target awal memang tingkat partisipasi yang diinginkan bisa mencapai di atas 70 persen.
Baca Juga: Cek Fakta. Warga dan Wisatawan Dilarang Masuk Malang 15-25 Desember 2020
Namun Agus mengaku bahwa adanya TPS dengan tingkat partisipasi 11 di tengah tingginya partisipasi di TPS lain, merupakan kejadian luar biasa yang harus menjadi bahan evaluasi.
"Semua masukan dari saksi paslon dan bawaslu, termasuk partisipasi 11 persen di satu TPS, harus menjadi kajian spesial," kata Agus.
Agus juga berterima kasih kepada masyarakat yang selain bersedia datang ke TPS, juga disiplin menerapkan protokol kesehatan selama pemungutan suara.
Baca Juga: Mobil Dinas yang Sempat Digunakan untuk Kampanye Paslon Pilkada Kabupaten Bandung, Akhirnya Kembali
Ia pun menegaskan bahwa pihaknnya tetap terbuka untuk kritik dan saran atas segala kekurangan yang masih terjadi di lapangan.***