Kalah Saing dengan Facebook, Amazon dan Google, Yahoo Runtuh Karena Ini

24 Agustus 2021, 13:42 WIB
Kenapa Yahoo Bisa Runtuh dan Kalah Saing dengan Facebook, Amazon dan Google? Begini Penjelasannya /Foto: REUTERS/Denis Balibouse

JURNAL SOREANG - Masih ingat dengan Yahoo? Dulu di tahun 2000-an, semua orang yang berselancar di internet pasti mengenal Yahoo.

Apalagi soal urusan membuat email, domain yang dibuat pasti yahoo.com atau yahoo.co.id. Tak sedikit juga orang yang memakai domain yahoo.co.uk.

Selain itu, search engine default di komputer kita juga rata-rata menggunakan Yahoo, sebelum didominasi oleh Google hingga sekarang.

Baca Juga: Mengenal Satria-I, Satelit Indonesia yang akan Jangkau 150 Ribu Titik Layanan Publik

Dilansir Jurnal Soreang dari akun Instagram @ngomonginuang, sejak 2007 pamor Yahoo terus menurun dan semakin dilupakan.

Satu demi satu, platform mereka ditutup. Terakhir, platform Yahoo! Answers resmi tutup operasi pada 4 Mei 2021.

Lantas, apa yang terjadi dengan Yahoo? Perusahaan yang dulu menguasai internet, namun kini seperti dilupakan.

Dalam perjalanan hidupnya yang singkat, Yahoo ternyata berkali-kali membuat kesalahan fatal dalam bisnisnya. Berikut penjelasannya:

Baca Juga: 8 Tips Fotografi: Memotret Landscape pada Siang Hari

1. Terlalu Banyak Diversifikasi Produk

Yahoo menyediakan berbagai macam layanan untuk memenuhi semua kebutuhan internet penggunanya. Seperti Yahoo Shopping untuk berbelanja, atau Yahoo Finance untuk informasi keuangan.

Karena hal tersebut, manajemen Yahoo jadi tidak efisien karena fokus di berbagai layanan sekaligus. Banyak platform tersebut yang akhirnya gagal dan tutup.

2. Fitur Search Engine yang tidak berkembang

Yahoo adalah web portal yang homepagenya berisi link-link ke berbagai website tertentu.

Baca Juga: Ditolak 11 Kali di Indonesia, Siswa Ini Malah Diundang ke Markas Google USA, Begini Kisahnya

Tetapi dengan perkembangan internet yang pesat, web portal tidak mungkin mengakomodasi seluruh kebutuhan informasi yang semakin beragam.

Justru pesaingnya, Google malah sukses dengan fokus pada desain homepage yang simpel, disertai algoritma yang relevan dengan kebutuhan.

3. Keputusan investasi yang buruk

Tercatat pada 1998, Yahoo pernah menolak untuk membeli Google seharga 1 juta dolar AS. Ketika itu, Yahoo menyesal dan menawar Google seharga 3 juta dolar AS.

Baca Juga: Pixel 5 dan Pixel 4a 5G Dihentikan Google dengan Kemunculan Ini

Ketika Google ingin melepas di harga 5 miliar dolar AS, Yahoo justru menolaknya.

Pada 2008, Yahoo juga menolak tawaran diakuisisi Microsoft di harga 44,8 miliar dolar AS.

Sementara pada 201, Yahoo menerima tawaran ketika diakuisisi Verizon di harga 4, miliar dolar AS.

4. Terlalu Sering mengganti pemimpin

Baca Juga: Berikut Latar Belakang K.R.T Hardjonagoro, Sosok yang Muncul di Google Doodle Hari Ini Selasa, 11 Mei 2021

Sepanjang 2007-2012, tercata Yahoo telah mengganti pemimpin atau CEO nya sebanyak lima kali.

Disinyalir karena hal tersebut, membuat arah perusahaan menjadi berubah-ubah karena terlalu sering mengganti kebijakan.

5. Menelantarkan website-website potensial

Dalam perjalanannya, Yahoo terus mengakuisisi berbagai jenis website, tetapi tidak memanfaatkan potensi mereka.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Google Luncurkan Doodle Bermasker Untuk Kampanyekan Pencegahan Covid-19

Banyak website tersebut malah berakhir ditutup, karena gagal dikembangkan dan dimanfaatkan.

Seperti flickr yang berpotensi jadi media sosial, tetapi hanya diperlakukan sebagai database foto. Akhirnya kalah pamor dengan Facebook.

Dari poin-poin tadi kita bisa belajar, tidak selamanya perusahaan besar bisa bertahan terus menerus.

Mereka bisa gagal karena terlambat beradaptasi terhadap perubahan pasar, serta kompetisi.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Instagram @ngomonginuang

Tags

Terkini

Terpopuler