JURNAL SOREANG.- Belum lama ini kita dikejutkan dengan berita salah satu media yang menyebutkan bahwa ada seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya sendiri yang masih duduk di kelas satu SD. Sang ibu beralasan anaknya susah diajari belajar pada masa pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Karena kesal anaknya tidak dapat mengerjakan tugasnya, ibunya kemudian mencubit, dan memukul kepala bagian belakang anaknya yang membuat anaknya sesak napas dan akhirnya meninggal. "Sungguh miris dan memprihatinkan.
Peristiwa ini adalah sebagai salah satu dampak PJJ yang sudah lama berlangsung yang entah sampai kapan akan berakhir," kata guru SMPN 1 Cikalong Wetan, Bandung Barat, Ineu Maryani, saat dihubungi, Senin, 28 September 2020.
Baca Juga: Konflik Keluarga Makin Terjadi Akibat Bekerja dari Rumah Apalagi Dirumahkan
Ketika guru memberi tugas pada PJJ dengan rentang waktu sangat yang lama, kata Ineu, maka sebagian anak akan merasakan kejenuhan dan tidak termotivasi untuk belajar.
"Hal ini akan memicu dengan apa yang disebut stres akademik. Yakni, keadaan saat siswa tidak dapat menghadapi tuntutan akademik dan mempersepsi tuntutan-tuntutan akademik yang diterima sebagai gangguan," ucap alumni pelatihan dakwah Yayasan Assyakur ini.
Pada saat seorang anak mengalami stres akademik dan ketika seorang ibu yang tidak faham kondisi tersebut, maka semuanya akan mengalami kekecewaan. "Ujungnya pada kemarahan, membentak, memukul kemudian berujung pada penganiayaan yang berakibat pada kematian," katanya.