JURNAL SOREANG --- Untuk memasifkan implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) menggelar Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada seluruh tenaga pendidik pada jenjang SD, SMP, SMA sederajat, dan SLB di Kota Serang, Banten.
Selain untuk memasifkan informasi terkait Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek juga ingin menghimpun masukan dan mengetahui kendala yang dihadapi para tenaga pendidik di satuan pendidikan.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek, Zulfikri Anas, mengatakan Kurikulum Merdeka merupakan alat (tools) agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.
Kurikulum Merdeka, kata Zulfikri, bukan sekadar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi lebih pada peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan anak didiknya.
“Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan dalam proses belajar, bukan sekadar menuntaskan penyampaian materi kurikulum kepada anak. Ukurannya bukan banyaknya materi yang mampu diserap anak, melainkan lebih kepada seberapa sesuai pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Zulfikri dalam sambutannya.
Zulfikri menambahkan, Kurikulum Merdeka ingin mengubah kebiasaan sebelumnya yang membuat guru terbelenggu format-format administrasi yang kaku dan rumit.