Format yang kaku dan rumit ini mengakibatkan guru selama ini kekurangan waktu untuk memikirkan dampak ketertinggalan anak.
Pada Kurikulum Merdeka, lanjut Zulfikri, pembelajaran lebih berpusat pada siswa dengan menyederhanakan perangkat ajar, perencanaan yang dibuat lebih simpel, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru, serta mudah dipahami dan dicapai oleh siswa.
"Kita memberikan ruang kepada tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan masing-masing siswa terkait kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan," ujar Zulfikri.
Zulfikri juga menekankan Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru, akan tetapi mempermudah proses pembelajaran.
“Sehingga guru bisa mewujudkan suasana belajar yang interaktif, bermakna, mendalam, dan anak merasa menemukan dunia belajarnya di situ,” tuturnya.
Turut hadir pada kesempatan ini, Anggota Komisi X DPR RI, Ali Zamroni yang mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan berharap bisa dilaksanakan penuh pada 2024. Ali Zamroni mengungkapkan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan siswa atau sekolah dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tidak terlalu _text book_, tetapi bisa melakukan terobosan-terobosan dalam proses pembelajaran.***