Bingung Kurikulum Merdeka yang Akan Diterapkan di Tahun Ajaran Baru? MKKS Sub Rayon I Gelar Workshop

- 22 Juni 2022, 14:02 WIB
Sebagian peserta workshop kurikulum merdeka berfoto dengan Kabid SMP Disdik Kabupaten Bandung, Dr. H. Rucita, MMPd (duduk dua kiri)
Sebagian peserta workshop kurikulum merdeka berfoto dengan Kabid SMP Disdik Kabupaten Bandung, Dr. H. Rucita, MMPd (duduk dua kiri) /Istimewa /

JURNAL SOREANG- SMP Prima Cendekia Islami ( SMP PCI), Baleendah Kabupaten Bandung, menjadi tuan rumah kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Tingkat SMP Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung.

Acara mengambil tempat di Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz SMP PCI di tengah perkebunan teh afdelling Warnasari, Pangalengan Kabupaten Bandung untuk menjawab kebingungan masalah kurikulum merdeka.

Workshop implementasi kurikulum merdeka ini dihadiri oleh para kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta dengan menghadirkan tiga pembicara, yakni Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M. Hum Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang juga Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara, Dr. Tb. Rucita, M. Pd., Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, dan Dra. Hj. Lies Herawati Periyani, M. Pd, pengawas Sub Rayon 1 Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia yang Berkeadilan dengan Kurikulum Merdeka

Prof. Dadan yang membawa materi dengan tema Transformasi Digital di Era Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar, mengajak para kepala sekolah untuk mengubah kultur dan paradigma belajar mengajar para gurunya yang konvensional ke arah merdeka belajar dan merdeka mengajar dengan memanfaatkan platform digital dan artificial intelligence.

Perubahan kurikulum yang seringkali terjadi, merupakan keniscayaan dari kebijakan regulasi pendidikan ke arah yang lebih baik.

Prof. Dadan menuturkan bahwa selama ini perubahan berbagai kurikulum sering disikapi formalitas saja.

Baca Juga: Animo Satuan Pendidikan Terapkan Kurikulum Merdeka Meningkat Pesat

"Selama ini waktu kita lebih banyak dengan workshop, bimtek, seminar dan lainnya yang sebatas teori saja namun jarang di praktikkan secara langsung," katanya.

Oleh karena itu, sebagai pelaku pendidikan harus mengimplementasikannya secara nyata. "Dengan demikian tujuan kurikulum akan tercapai," ungkapnya didepan para Kepala Sekolah dan para Wakil Kepala Sekolah.

Hal yang paling sentral dalam implementasi suatu kurikulum ada pada guru. Prof. Dadan menegaskan bahwa guru terbaik akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik, karena kurikulum pada dasarnya hanya sebagai guiden, pemandu arah.

Apalagi saat ini, pembelajaran sudah masuk ke era digital, tidak terbatas ruang dan waktu hingga para guru harus mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut.

Baca Juga: Kemendikbudristek Siapkan Penerapan Kurikulum Merdeka yang Kolaboratif di Tiap Wilayah, Ini Maksudnya

"Namun ada yang harus dipahami oleh kita, bahwa guru saat ini hadir sebagai fasilitator yang harus mampu memberikan sentuhan lain yang tidak dimiliki mesin pencari. Dengan konsep blended learing hal itu dapat tercapai. Karenanya, jika hanya sekedar transfer ilmu semata para guru akan kalah oleh mesin tersebut," ujar Prof. Dadan.

Oleh karena itu menurutnya, apa pun kurikulumnya titik berat utamanya ada pada peningkatan potensi guru. Dinas Pendidikan atau Yayasan penyelenggara pendidikan, harus memiliki pandangan yang sama untuk mengembangkan potensi guru dengan memfasilitasi apa yang dibutuhkan para guru.

Sejalan dengan Prof. Dadan, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. Rucita mengajak para kepala sekolah untuk mendorong para gurunya melek teknologi.

Baca Juga: Muncul Dampak Positif Setelah Penerapan Kurikulum Merdeka, Ini Buktinya

Guru saat ini, harus terus meningkatkan potensi dan kompetensinya. Guru harus terus belajar mengikuti trend perkembangan saat ini.

"Dinas Pendidikan, memfasilitasi berbagai kegiatan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bandung, agar lebih baik lagi," ungkap Dr. Rucita.

Kabid SMP itu mengapresiasi SMP PCI yang menggulirkan berbagai inovasi belajar dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. 

Sementara Dra. Hj. Lies menuturkan kesepahamannya, bahwa implementasi kurikulum merdeka akan terwujud jika para guru memiliki inovasi dan kreasi untuk mengimplementasikannya kepada para siswa dengan dukungan penuh dari pemerintah dan yayasan.

Baca Juga: Dari Webinaf YPII Kampus Bandung: Kurikulum Merdeka, Guru Lebih Leluasa Mengajar

Ia menuturkan jangan sampai perubahan kurikulum malah menjadikan kontra produktif bagi para guru.

Hal tersebut dapat terjadi ketika para guru hanya disibukkan dengan administrasi, namun mengabaikan bahan ajar dan hal prinsip lainnya.

Kurikulum merdeka dengan berbagai keleluasaannya diharapkan dapat memudahkan para guru dan sekolah untuk berimprovisasi dan berinovasi demi menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik serta menarik.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x