JURNAL SOREANg- Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbudristek menyelenggarakan Webinar Implementasi Kurikulum Merdeka bertajuk “Filosofi Kurikulum Merdeka”.
Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada kepala satuan pendidikan dan guru, dalam mempersiapkan penerapan Kurikulum Merdeka secara kolaboratif di masing-masing wilayah.
Hadir sebagai pembicara yaitu Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kemendikbudristek, Zulfikri Anas; Tenaga Ahli Teknologi Kemendikbudristek, Lasty Devira Kesdu; serta Guru Fisika SMAN 1 Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Yudi Nugraha.
Baca Juga: Muncul Dampak Positif Setelah Penerapan Kurikulum Merdeka, Ini Buktinya
Bicara tentang filosofi Kurikulum Merdeka, Zulfikri Anas mengungkapkan bahwa secara esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai alat, maka kurikulum dipandang harus mengikuti anak dalam membantu proses pendidikannya. Kurikulum Merdeka kata dia, filosofi dasarnya sudah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara jauh sebelum Indonesia merdeka.
“Satu hal menarik, dalam filosofi tersebut salah satunya diungkapkan bahwa tumbuh kembang anak terletak di luar kehendak dan kecakapan kita kaum pendidik. Selama ini kita mungkin lebih mendominasi proses belajar mereka dan dengan Kurikulum Merdeka kita akan menyesuaikan, mengembalikan pada kodratnya,” terang Zulfikri, baru-baru ini.
Baca Juga: Dari Webinaf YPII Kampus Bandung: Kurikulum Merdeka, Guru Lebih Leluasa Mengajar
Ia juga mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap peserta didik agar masing-masing mereka sejak dini mengenali potensi-potensi uniknya.