Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Gandeng Brandenburg University Jerman, Ini Hambatan Kerja Sama

- 17 Juni 2021, 17:05 WIB
Ilustrasi kerja sama antar perguruan tinggi
Ilustrasi kerja sama antar perguruan tinggi /geralt/Pixabay

BU didukung 67 profesor, BU memiliki tiga departemen, yaitu computer science and media, engineering, serta business and management. Selain itu juga ada 13 program studi tingkat sarjana serta 10 program studi jenjang magister.

Baca Juga: Bahasa Indonesia Makin Diminati, KBRI Berlin Selenggarakan Kursus Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Untuk diketahui, PENS adalah salah satu universitas vokasi terbaik di tanah air. “Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, PENS selalu menempati urutan pertama sebagai politeknik terbaik,” papar Zainal seraya memaparkan program-program studi teknik yang ada di PENS mulai dari diploma, sarjana terapan, dan magister terapan.

Usai pertemuan perdana, tahap selanjutnya adalah membahas kerja sama teknis. Tepat pada Mei 2021, kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Direktur PENS dan Presiden Brandenburg University, Andreas Wilms.

Dijelaskan Ardi, beberapa poin kerja sama yang disepakati oleh kedua belah pihak antara lain adalah pengembangan program perkuliahan bersama, transfer kredit, pertukaran mahasiswa program sarjana dan magister untuk studi dan penelitian, pertukaran dosen dan profesor, serta pertukaran informasi.

Baca Juga: Apa Itu Negara-negara G7 dan Mengapa Mereka Menantang China dengan Program B3W? Simak Penjelasan Lengkapnya

Adapun pertukaran informasi yang dimaksud meliputi bahan-bahan pustaka dan publikasi penelitian, konferensi, seminar dan lokakarya bersama, kerja sama penelitian kegiatan kemahasiswaan gabungan, serta pertukaran/peminjaman peralatan, fasilitas dan sumber daya.

Pada umumnya, dituturkan Ardi, universitas-universitas di Jerman sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di dunia.

“Saat ini, program-program dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar juga sudah banyak tersebar di berbagai universitas di Jerman,” imbuhnya.

Kendala utamanya diterangkan Ardi justru berasal dari Indonesia yakni banyaknya universitas/politeknik baik negeri maupun swasta yang belum memiliki informasi online atau situs yang lengkap dalam Bahasa Inggris dan masih minimnya program-program studi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x