JURNAL SOREANG- Sistem Seleksi Elektronik (SSE) dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2021 dinilai sudah baik dan pelaksanaan berjalan lancar. Ke depan, sistem ini perlu dikembangkan untuk menjadi gerbang masa depan insan paripurna.
"Caranya dengan menjaring siswa yang memiliki kecakapan baca tulis Al-Quran (BTQ), wawasan kebangsaan, agen moderasi beragama dan non-muslim bisa kuliah di bawah lingkungan Kementerian Agama," kata Sekretaris jenderal Kementerian Agama, Prof. Nizar Ali, M.Ag, saat hadir di kampus UIN Sunan Gunung Djati belum lama ini.
Dia menambahkan, sistem IT sudah bagus, terbukti dengan pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar dengan baik dan sukses tidak ada dalam sejarahnya perjokian.
"Ini membuktikan sistemnya terstruktur, terencana dan saya sangat mengapresiasi kepada panitia, pengawas yang sudah melaksanakan ujian dengan baik dan lancar," katanya.
Sesuai arahan dari Menteri Agama keberadaan kampus harus ikut mensukseskan program-program prioritas Kemenag, penguatan moderasi beragama, transformasi digital, revitalisasi KUA, cyber Islamic university, kemandirian pesantren, dan religiosity index.
"Untuk sistem UM-PTKIN harus bersedia memberikan peluang kepada non-Muslim untuk bisa kuliah di kampus dan siswa yang masuk diharapkan dapat menjadi agen moderasi beragama karena di lingkungan Kemenag tidak hanya milik satu agama, tapi ruhnya agama Islam," paparnya.
Baca Juga: Mantul, UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rangking 1 di PTKIN Versi Webometrics 2021
Untuk menjadikan studi Islam terbaik, kata Nizar, jaring mahasiswa lintas agama dan rumah moderasi diisi oleh mahasiswa tadi. "Jadilah agen moderasi beragama untuk semua agama, kita tidak boleh mengkotak-kotak antaragama. Ini saya rasa jadi penting untuk menjadikan kampus terbaik di bidang studi Islam," jelasnya.