JURNAL SOREANG- Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati (SGD), Dr. Deni Kamaludin Yusuf, M.Ag mengatakan, sejarah pembentukan FEBI di UIN Bandung ibarat bayi merah. Namun bayi ini dipaksa harus langsung berlari mengejar ketertinggalannya dengan fakultas lain yang sudah lama berdiri.
"Bayi FEBI dilahirkan dari hasil merger berbagai prodi favorit dari berbagai fakultas. Perjalanan yang Panjang, mulai dari membangun fondasi, memperjuangkan akreditasi,” ujarnya.
Dr. Deni menegaskan pembentukan FEBI ini menghasilkan kebutuhan akan diversifikasi mata kuliah, sehingga mempengaruhi jumlah SKS dengan mata kuliah berbobot praktik jumlahnya akan semakin banyak."Nanti kita akan mengadakan workshop untuk penyesuaian kurikulum ini," tambah Deni di kampusnya, Senin 29 Maret 2021.
Hal senada juga dikatakan Deni saat ada kunjungan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus yang berlangsung di gedung FEBI UIN SGD, Kamis, 25 Maret 2021.
Lebih jauh Deni mengapa, sebagai bentuk tindak lanjut dan pencarian solusi untuk skema Kampus Merdeka yang akan mulai berlaku tahun ini, FEBI UIN Bandung bekerjasama dengan berbagai stakeholder dan korporasi.
Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Dirikan Kampus II Politeknik Manufaktur di Majalengka
Baca Juga: Dies Natalis Unla Dimeriahkan dengan Disinfektan Lingkungan Sekitar Kampus
"Mulai dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Tokopedia, hingga pembuatan galeri investasi dan banking corner," ujarnya.
Sementara Dekan FEBI UIN SGD, Dr. Dudang Gojali M.Ag mengatakan, menyambut baik kunjungan dan tujuan perwakilan FEBI IAIN Kudus. “Alhamdulillah, silaturahim ini saya terima agar kita bisa belajar bersama, mengingat tanggungjawab kita sebagai perguruan tinggi negeri Islam. Bagaimana cara agar lembaga dapat diarahkan dan dikelola agar masyarakat muslim berdaya," ujar Dudang.