Gotong Royong Bantu Satuan Pendidikan Berikan Layanan Pendidikan Inklusif untuk Semua Murid

24 Maret 2024, 10:59 WIB
Kemendikbudristek meluncurkan modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif untuk seluruh guru di Indonesia yang dapat diakses melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), Kamis 21 Maret 2024. /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG - Kemendikbudristek meluncurkan modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif untuk seluruh guru di Indonesia yang dapat diakses melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), Kamis 21 Maret 2024.

Peluncuran ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), perwakilan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Ketua dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek, perwakilan guru, dan komunitas pendidikan yang peduli terhadap isu layanan dan akses pendidikan inklusif.

 

Dirjen GTK, Nunuk Suryani, mengatakan modul pelatihan tersebut dapat dipelajari secara mandiri dan bersama-sama oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah/penilik di seluruh Indonesia.

Pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif melalui modul pembelajaran ini dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Modulnya terbagi atas tiga tingkat yakni dasar, lanjut dan mahir.

“Saya berharap agar guru-guru di seluruh Indonesia mau belajar agar dapat membantu mewujudkan ekosistem satuan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan,” katanya.

Baca Juga: Ketersediaan dan Akses Inklusif bagi Petani Belum Terpenuhi, Subsidi Pupuk Rp14 Triliun Dipertanyakan

Pada kesempatan yang sama, perwakilan Tim Pengembang Modul Pendidikan Inklusif, Siti Luthfah, menjelaskan topik yang dibahas dalam modul tingkat dasar yang pertama adalah tentang keragaman peserta didik.

Pertama, pendidik diajak untuk memahami dan menghargai keragaman yang ada di dalam kelas.

Kedua, topik tentang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pada topik ini, pendidik diharapkan dapat merespons kebutuhan semua peserta didik tanpa terkecuali dan pengelolaan kelas yang berpusat pada semua peserta didik.

Topik yang terakhir adalah kolaborasi para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan.

 

“Tentunya melalui modul ini diharapkan dapat menghasilkan pendidik yang punya keluasan hati, sehingga dapat mewujudkan pembelajaran dan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan di satuan pendidikan. Semoga hal ini dapat bermanfaat sebagaimana visi dan tujuan kita. Mari kita berkolaborasi untuk mewujudkannya bersama-sama. Untuk bapak dan ibu guru, selamat menyelami modul ini,” ujar Siti.

Peluncuran modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Kepala SD Negeri Blimbing Lama 2, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sariyati Bahanah.

Ia mengatakan modul ini dapat membantu para guru untuk mengembangkan kompetensi dalam mengelola keragaman dalam kelas mereka, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler