Taman Bacaan yang Tetap Eksis Selama 57 Tahun

5 Februari 2024, 16:02 WIB
Taman Bacaan (TB) Hendra di Bandung. /Emi La Palau/bandungbergerak

JURNAL SOREANG - Taman Bacaan (TB) Hendra menjadi salah satu taman bacaan tertua di Kota Bandung. Pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu telah membawa banyak perubahan, salah satunya terjadi penurunan jumlah pengunjung yang begitu drastis, namun kini semua mulai bangkit bahkan tidak pernah sepi pengunjung.

“Sebelum pandemi memang ramai sekali, orang-orang rela antri untuk pinjam buku. Ibaratnya, dulu cepet-cepetan buat pinjem, nah setelah pandemi keadaan sepi, apalagi setelah ada kebijakan dari pemerintah. Sekarang udah bisa dibilang normal,” Hal ini diakui oleh Atie Hendra, pemilik generasi kedua yang berhasil ditemui di Jalan Sabang No.28, Kota Bandung, Senin (5/2/24).

Meski sudah merintis sejak tahun 1967, mereka tetap unggul mengikuti perkembangan zaman.

Tentu saja perubahan tersebut tidak lantas meredupkan nama Taman Bacaan satu ini, di tengah teknologi yang canggih serta penggunaan sosial media yang sudah merajalela membuat TB Hendra percaya diri bersaing dengan tempat bacaan lain.

Baca Juga: Tiktokshop Membuka Peluang Bisnis Di Era Digital

Menantu dari Juliana Huwae yang merupakan pendiri TB Hendra melanjutkan, “Sebetulnya taman bacaan ini masih asing ditelinga anak muda, paling yang datang cuma anak dari member yang dulu sering kesini. Tapi, saya masih ingat di bulan Agustus tahun kemarin, kami sempat kewalahan karena pengunjung yang terus menerus datang sampai gak cukup tempat ini saking ramenya. Waah ternyata saya baru tau kalau tempat ini viral. Melihat peluang itu, kami mulai menyesuaikan diri dengan cara bikin konten untuk ekspose koleksi lama kami,”

Pemanfaatan teknologi yang digunakan sebagai strategi TB Hendra agar mampu dijangkau oleh khalayak luas tentunya berbuah hasil yang sangat signifikan.

Dengan koleksi lebih dari 100 ribu buku yang sudah tidak lagi beredar di pasaran menjadikan taman bacaan ini lebih menarik di kalangan para pecinta buku.

Baca Juga: Mengupas Terror Santriwati dalam Film “MUNKAR”

Kemudahan yang serba disuguhkan lewat internet telah diraup semaksimal mungkin oleh keluarga Hendra dalam mempertahankan peninggalan Juliana.

Tren yang beredar di masyarakat menjadi acuan untuk mereka menyamakan langkah agar tidak tertinggal jauh di belakang. Sehingga, peminat buku fisik selalu datang memadati area bacaan terutama di hari libur.

“Sekarang karena saya tidak begitu mengerti cara menggunakan Instagram ataupun Tiktok secara maksimal, saya menyerahkan hal ini kepada anak kedua saya sehingga dia tau tren yang paling banyak dicari itu apa lalu diaplikasikan lewat konten yang rutin diposting di media sosial kami. Dari situ juga, kalau ada pengunjung yang datang pasti taunya dari Instagram atau Tiktok.” Kata Atie.(Winda Fadillah)***

Editor: Josa Tambunan

Tags

Terkini

Terpopuler