Kemendikbudristek Dorong Terciptanya Pemimpin Unit Pelaksana Teknis, Ini yang Keinginan Nadiem untuk UPT

27 Desember 2022, 21:40 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, sebagai narasumber dalam sesi diskusi kegiatan _Leadership Development Program_ (LDP) untuk para Kepala UPT /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), berkomitmen untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbudristek didukung dengan peran pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di 34 provinsi se-Indonesia, yang mampu menjadi motor perubahan.

Hadir langsung Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, sebagai narasumber dalam sesi diskusi kegiatan _Leadership Development Program_ (LDP) untuk para Kepala UPT di lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD, Dikdas, dan Dikmen).

Baca Juga: Platform Teknologi Pendidikan Fokus pada Guru dan Tenaga Kependidikan, Berikut Kata Mas Menteri Nadiem

Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Ditjen GTK dan Ditjen Pendidikan Vokasi yang dimoderatori oleh Dirjen PAUD, Dikdas,dan Dikmen, Iwan Syahril.

Mengawali perbincangan, Dirjen Iwan menyampaikan bahwa Mendikbudristek hadir untuk berbagi pengalamannya sebagai pemimpin.

“Untuk menjadi pemimpin perubahan di masing-masing provinsi, kita perlu mendapatkan pengalaman dari Mendikbudristek sebagai pemimpin,” ujar Iwan pada Kamis, 15 Desember 2022.

Menyambung pernyataan moderator, Mendikbudristek menjelaskan bahwa terdapat tiga poin penting terkait kepemimpinan. Pertama kepemimpinan yang sejati itu sangat menyakitkan (painful).

Baca Juga: Nadiem Nakarim Jelaskan Program Prioritas Kemendikbudristek pada Tahun 2023, Apa Saja?

“Kepemimpinan itu tidak sekedar memimpin orang, pengalaman saya mayoritas pembelajaran saya bermula dari krisis. Jika kita tertantang oleh kesusahan, kita baru sadar di situlah kita berkembang. Kepemimpinan yang sejati itu sangat painful, tidak ada kepemimpinan yang dapat membawa perubahan, tanpa pemimpinnya yang bisa bangkit mengatasi rasa sakitnya itu,” tegasnya.

Kedua, Mendikbudristek menyampaikan bahwa sebagai pemimpin tanggung jawabnya adalah menggerakkan perubahan. “Leadership is change, kita harus membawa perubahan, dan harus perubahan yang positif untuk masa depan,” jelas Nadiem.

Ketiga, pemimpin harus berani mengambil risiko. “Jika ingin mencapai perubahan, kita harus siap gagal. Kepemimpinan sejati adalah kemampuan mengambil risiko, menerima kegagalan tapi masih maju tak gentar dengan adanya kemungkinan akan gagal, namun kita harus percaya bahwa akan ada keberhasilan,” ujar Mendikbudristek.

Baca Juga: Meriah! Saat Guru Diberi Kesempatan Bertanya kepada Mas Menteri Nadiem, Apa Saja yang Ditanyakan?

Selanjutnya, Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen menanyakan siapa sosok yang menginspirasi Mendikbudristek dalam menjadi pemimpin. Beliau menjelaskan bahwa Ki Hadjar Dewantara adalah sosok yang menginspirasinya.

“Yang menginspirasi gerakan Merdeka Belajar adalah Ki Hadjar Dewantara. Selain itu, sosok yang menginspirasi di karir saya adalah orang-orang yang bekerja di saya (bawahan) yang dapat memberikan input terkait staregi pendidikan. Saya berproses bersama mereka di mana mereka dapat memprotes, mengritik, berdebat secara terbuka dengan saya, mereka adalah aset, tim saya adalah mentor saya,” jelas Menteri Nadiem.

Salah satu peserta yang hadir yaitu Pelaksana harian (Plh.) Kepala BPMP Papua, Adrian Howay, menilai besarnya manfaat kegiatan ini bagi UPT. Selain sangat menarik, kegiatan ini menurutnya, dapat memberikan dampak positif bagi para pemimpin UPT.

“ Kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat karena kita dibekali menjadi pemimpin yang baik,” pungkas Adrian.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler