Semakin Dilupakan, Asal Mula Kesenian Sintren yang Hampir Punah

- 30 Oktober 2021, 13:17 WIB
Semakin Dilupakan, Asal Mula Kesenian Sintren yang Hampir Punah
Semakin Dilupakan, Asal Mula Kesenian Sintren yang Hampir Punah /@cirebonpunya

Sehingga Raden Sulandono diperintahkan ibundanya untuk bertapa dan diberikan selembar kain (sapu tangan) sebagai sarana kelak untuk bertemu dengan Sulasih setelah masa bertapanya selesai.

Sedangkan Sulasih diperintahkan untuk menjadi penari pada setiap acara bersih desa diadakan, sebagai syarat dapat bertemu Raden Sulandono.

Baca Juga: Rincian Besaran Gaji TKI di Arab Saudi dalam 39 Bidang Pekerjaan, Rata-rata Diatas Rp30 Juta Perbulan!

Tepat pada saat bulan purnama upacara bersih desa diadakan, berbagai pertunjukan rakyat digelar, maka pada saat itulah Sulasih menari sebagai bagian pertunjukan.

Raden Sulandono turun dari pertapaannya secara sembunyi-sembunyi dengan membawa sapu tangan pemberian ibunya.

Sulasih yang menari kemudian dimasuki roh atau arwah Roro Rantamsari dan saat itu pulalah Raden Sulandono melemparkan sapu tangannya sehingga Sulasih pingsan.

Baca Juga: 5 Pemain Yang Memiliki Kemiripan Bermain Seperti Cristiano Ronaldo

Saat Sulasih kemasukan roh halus yang disebut Sintren dan pada saat Raden Sulandono melempar sapu tangannya disebut sebagai Balangan.

Balangan yaitu pada saat penari sintren sedang menari maka dari arah penonton ada yang melempar sesuatu ke arah penari sintren.

Setiap penari terkena lemparan maka sintren akan jatuh pingsan. Pada saat itulah pawang dengan menggunakan mantra-mantra tertentu kedua tangan penari sintren diasapi dengan kemenyan dan diteruskannya dengan mengusap wajah penari sintren dengan tujuan agar roh bidadari datang lagi sehingga penari sintren itu dapat melanjutkan menari lagi.

Halaman:

Editor: Handri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x