4 Desa Wisata Jembrana Bali, Nomor 2 Masuk 300 Besar ADWI

3 Juni 2023, 20:38 WIB
Ilustrasi desa wisata Jembrana Bali /bali.jadesta.com

JURNAL SOREANG - Bali menjadi pulau yang digemari oleh wisatawan lokal hingga mancanegara. Dikenal kaya akan budaya nya tersebut ternyata kawasan ini terdapat desa wisata yang wajib dikunjungi di daerah yang berada di provinsi Bali. Kali ini akan membahas desa wisata yang ada di Jembrana.

Berikut 4 desa wisata Jembrana Bali yang masuk ADWI.

1. Blimbingsari

Desa Blimbingsari terletak di bagian barat Pulau Bali, berjarak 120 km dari kota Denpasar dan 15 km dari Pelabuhan Feri Gilimanuk. Blimbingsari merupakan desa wisata dengan pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Blimbingsari dikenal sebagai tempat wisata spiritual dimana budaya budaya Bali hadir dalam kehidupan masyarakat yang menganut agama Kristen. Inilah objek wisata di Blimbingsar. Simbol utama wisata Blimbingsar adalah gereja dengan ciri arsitektur khas Bali.

Baca Juga: Ibadah Haji Bisa Menjadikan kaya dan Rezeki Melimpah? Mbah Moen ungkap Korelasinya: Idul Adha 2023

2. Ekasari

Desa Wisata Ekasari memiliki beberapa tempat wisata seperti Gereja Tua Palasari dan Goa Maria, Bendungan Palasari, Agrowisata Kakao dan juga tempat selfie shooting di Kampoeng Palarejo.

3. Gumbrih

Desa Wisata Gumbrih dikelola oleh Pokdarwis Sarga Nitya. Berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Desa Gumbrih berlandaskan konsep Tri Hita Karana (hubungan baik antara Tuhan, sesama, dan alam). Didirikan untuk mendukung pengembangan pariwisata di wilayah Jembrana dan Bali pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Layanan pendukung seperti akses Wi-Fi gratis, informasi wisata, toilet umum dan ketersediaan pemandu wisata lokal dan internasional memanfaatkan potensi pemuda lokal desa Gumbrih.

Baca Juga: Sragen, Jawa Tengah, Memiliki 5 SMA Terbaik yang Masuk dalam Jajaran Sekolah TOP 1000 Indonesia, Jadi Favorit

4. Medewi

Desa Medewi terletak di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana - Bali. Desa Medewi merupakan desa wisata lain yang dikembangkan oleh Kabupaten Jembrana. Awal pembukaan permukiman di kawasan Medewi diperkirakan pada tahun 1912, kemudian pada tahun 1914 berdirinya desa Medewi yang dulunya berada di antara desa Medewi dan desa Pulukan. Belakangan dengan berjalannya waktu, Desa Medewi ingin mendirikan desa sendiri dan akhirnya berpisah dari Desa Pulukan pada tahun 1928, sehingga berdirinya Desa Medewi sejak awal diapresiasi ketika dimekarkan menjadi Desa Pulukan pada tahun 1928. Potensi wisata Desa desa Medewi adalah wisata alam dan petualangan berupa ombak yang dijadikan sebagai wisata ombak. untuk peselancar. Selamat datang di surga para peselancar di Bali. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: bali.jadesta.com

Tags

Terkini

Terpopuler