JURNAL SOREANG - Anak sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz hilang saat berenang di Sungai Aare, Swiss.
Hingga saat ini, pihak kepolisian Tim SAR setempat terus lakukan pencarian atas hilangnya Emmeril Kahn di Sungai Aare, Swiss.
Namun, Emmeril Kahn yang merupakan anak sulung Ridwan Kamil itu belum juga ditemukan.
Baca Juga: Pertahankan Eddie Nketiah, Arsenal Berikan Tawaran Kontrak Baru dengan Harga Fantastis per Pekan
Menurut laman resmi Kota Bern, Sungai Aare mengalir di sekitar tiga sisi Kota Bern, Swiss.
Pada musim panas, Sungai Aare biasa ramai dikunjungi warga lokal dan turis yang sedang liburan santai sambil menikmati pemandan Kota Bern yang indah.
Selain menyuguhkan pemandangan yang indah, ternyata Sungai Aare juga punya misteri.
Dilansir dari laman swissinfo, Sungai Aare punya misteri terkait penemuan sebuah patung di sungai tersebut.
Seorang Arkeolog mengidentifikasi patung tersebut sebagi Komandan Militer Swiss.
Namun, hingga kini identitas pematung tersebut tetap menjadi misteri.
Ketika itu, relawan sedang membersihkan tepian Sungai Aare setelah terjadi badai besar.
Tidak lama, Nelayan setempat menemukan kepala porselen yang terkubur di pasir Sungai Aare.
Dia pun bergegas ke Departemen Arkeolog Kota Bern, dimana patung itu segera diidentifikasi sebagai Jenderal Henri Dufour.
Jenderal Hendri Dufour adalah Komandan Pasukan Federal Swiss selama Perang Sonderbund pada tahun 1847.
Namun, untuk menentukan siapa identitas pematung tersebut merupakan tugas yang sulit.
“Seniman itu adalah pematung utama yang bekerja di Gedung Parlemen Federal, tapi siapa dia, kami belum tahu,” ujar Cynthia Dunning dikutip dari laman swissinfo.
Kepala yang ditemukan di Sungai Aare merupakan model poselen untuk patung logam.
Fakta bahwa patung ini ditemukan di Sungai Aare menunjukkan bahwa studio seniman tersebut berada di dekat sungai.
Hingga saat ini, para arkeolog masih meneliti daftar pematung yang pernah bekerja di Gedung Parlemen Federal.
Dengan harapan, patung aslinya masih ada di sana.
Patung porselen yang ditemukan itu dalam kondisi yang sangat baik meskipun sudah lebih dari 100 tahun tenggelam di sungai.
“Patung itu selamat dari kerusakan karena terkubur oleh pasir,” ujar Cynthia Dunning yang merupakan seorang Arkeolog.***