JURNAL SOREANG – Bintang Piala Dunia Prancis Eduardo Camavinga punya peran besar dalam kemenangan Real Madrid di semifinal Liga Champions pada Kamis dinihari, 5 Mei 2022.
Eduardo Camavinga bintang Piala Dunia Prancis ini memang tidak mencetak gol di semifinal Liga Champions. Namun, aksi Eduardo Camavinga menjadi salah satu faktor kemenangan Real Madrid.
Lantas siapakah bintang Piala Dunia Prancis Eduardo Camavinga yang begitu istimewa bagi Real Madrid dan memiliki peran untuk Real Madrid melaju ke final Liga Champions.
Real Madrid resmi mendatangkan bakat muda Piala Dunia Prancis, Eduardo Camavinga. Berbekal dana sebesar 30 juta Euro atau setara 508 miliar rupiah.
Eduardo Camavinga pemain berusia 18 tahun ini mendarat mulus di Estadio Santiago Bernabeu. Bergabung dengan Real Madrid jelas menjadi sebuah kebanggaan besar bagi Eduardo Camavinga.
Pemain yang berperan sebagai gelandang tengah ini merasa terhormat bisa bergabung dengan klub yang telah menjadi raja Eropa selama bertahun-tahun.
Disamping itu, bagi Real Madrid, berhasil mendapatkan Eduardo Camavinga juga menjadi sesuatu yang sangat istimewa.
Baca Juga: Kisah Mistis: Kok Bisa? 14 Karyawan Dijadikan Tumbal Perusahaan di Jakarta, Berikut Ceritanya
Eduardo Camavinga adalah berlian, cerdas, cepat, dan pergerakannya seringkali membuat repot para pemain lawan. Tak banyak pemain muda yang memiliki kemampuan sepertinya.
Pemain Piala Dunia Prancis Eduardo Camavinga adalah pemain jebolan akademi Rennes. Namun, tidak mudah bagi Eduardo Camavinga untuk bisa menimba ilmu di salah satu klub asal Prancis.
Masa kecilnya Eduardo Camavinga adalah korban perang saudara di Angola, beruntung keluarganya bisa segera keluar dari Afrika dan bermukim di Fougeres, sebuah wilayah yang tidak terlalu jauh dari Rennes, Prancis Barat.
Satu hal menarik dari Eduardo Camavinga adalah, ia sempat tidak mengenal sepakbola setelah diminta ibunya untuk fokus pada olahraga judo.
Namun, dengan sang ayah, Celestino, Eduardo Camavinga mulai mengenal apa itu sepakbola. Hari-harinya mulai sering diisi dengan menonton pertandingan sepakbola.
Saat usianya mulai menginjak tujuh tahun, Eduardo Camavinga serius untuk menekuni sepakbola. Akademi bernama Drapeau Fougères membawanya menuju ke sebuah tempat pelatihan sepakbola.
Pada sebuah turnamen, Eduardo Camavinga yang tampil bersama akademi pertamanya membuat pelatih Rennes, Julian Stephan, terpana. lantas diberi tawaran untuk berlatih di akademi Rennes.
Namun, suatu hari dimana langit tak memihak kepadanya, Eduardo Camavinga mendapati rumahnya hangus terbakar akibat korsleting listrik.
Meski tak ada korban jiwa, sejumlah dokumen penting ludes dilalap api yang menyambar. Sempat merasa terpukul sampai terancam gagal bergabung dengan Rennes.
Eduardo Camavinga yang seolah terbiasa dengan banyak cobaan berhasil melewati itu semua. Berkat bantuan dari orang-orang terdekatnya.
Hingga akhirnya, dalam sebuah hari yang tak terdapat mendung didalamnya, Eduardo Camavinga resmi menjadi bagian dari akademi Rennes.
“Sehari setelah kejadian itu (rumah terbakar), aku tetap pergi ke pelatihan dan sepak bola membantuku untuk rileks. Itu adalah cara untuk melarikan diri dari semua itu,”
“Aku adalah harapan keluarga. Aku termotivasi untuk membuat keluarga bahagia. Aku ingin tetap membuat mereka bahagia,” kata Eduardo Camavinga.
Banyaknya tantangan yang didapat, bahkan sebelum ia beranjak dewasa, membuat Eduardo Camavinga tak kesulitan ketika temui berbagai halangan.
Eduardo Camavinga sering menampilkan sebuah tarian anggun di atas lapangan, yang sampai membuat pemain lawan kesulitan untuk menghentikannya.
Kini dengan kemampuan menguasai bola, mengatur tempo permainan, serta tak kalah hebat dalam mengalirkan bola ke garis depan.
Membuat Eduardo Camavinga menjadi salah satu pencetak gol termuda Timnas Prancis di usia 17 tahun dan 11 bulan.
Pada akhirnya wajar jika Eduardo Camavinga menjadi pemain yang istimewa bagi Real Madrid.
Seperti diketahui, Eduardo Camavinga bermain selama 45 menit. Ia berhasil menciptakan 37 sentuhan dengan bola dengan melepaskan akurasi operan sebesar 81 persen.
Dari delapan duel perebutan bola, ia memenangkannya sebanyak lima kali. Meski tidak signifikan, perannya mampu menjadi kunci kebangkitan Real Madrid melenggang ke final Liga Champions.***