Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2014 menjadi 21,6 persen di tahun 2022.
"Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," ungkap Presiden.
Baca Juga: BKKBN Jabar Apresiasi TNI dalam Percepatan Penurunan Stunting
Lebih lanjut, Presiden meminta agar setiap daerah memiliki data yang akurat dan rinci sehingga mempermudah para penyuluh untuk mengawasi dan memberikan perawatan kepada anak yang mengalami stunting.
Presiden mencontohkan Kabupaten Sumedang yang sukses memanfaatkan teknologi digital melalui sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) untuk percepatan penanganan _stunting.
"Jadi mestinya kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu sehingga tembakannya menjadi jelas, sasarannya menjadi jelas. Karena jumlah balita yang ada di negara kita juga bukan jumlah yang kecil 21,8 juta," ucap Presiden.
Baca Juga: ADUJAK GenRe 2022 Memasifkan Program Percepatan Penurunan Stunting
Selain itu, pihak swasta juga diharapkan dapat dilibatkan dalam upaya penurunan _stunting_ di Indonesia.
Presiden menyebut Kabupaten Kampar yang dinilai telah berhasil menurunkan tingkat _stunting_ dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di sana.
“Yang _stunting_ (di Kabupaten Kampar) dititipkan kepada perusahaan-perusahaan, ada bapak asuhnya, titip 50, titip 200, titip 300, akhirnya bisa turun drastis,” imbuhnya.