Baca Juga: Film Horor Pamali Kisahkan Apa? Berikut Sinopsis dan Jadwal Tayangnya di CGV Bandung
Selain pak Arif, ia juga menjelaskan beberapa polisi dan polwan lainnya yang diburu oleh suporter di Stadion Kanjuruhan pada saat tragedi maut itu terjadi.
“Terus yang kedua polisi Sumbermanjing, saya hafal orangnya tapi lupa namanya sampe bajunya itu loh, mbak polwan-polwan itu yang masuk ke situ kita copoti semua bajunya kasian, dauber mas karo suporter .
Terus polisi yang di atas tribun dari Trenggalek itu dihajar abis-abisan, yang jaga itu beli kopi sebelum masuk,” lanjutnya.
Baca Juga: Super Praktis! Resep Strawberry Overnight Oats, Menu Diet untuk Stok Sarapan
Menurut ibupenjual dawet tersebut baik polisi dan suporter tidak bisa disalahkan dalam tragedi yang sudah menelan lebih dari 100 korban jiwa tersebut.
Namun ia menekankan bahwa suporter tidak menerima kekalahan Arema FC di kendang sendiri saat melawan Persebaya Surabaya.
“Makanya kita itu gak bisa menyalahkan polisinya, juga gak bisa menyalahkan suportenya. Karena suportenya itu, intinya di aitu gengsi kenapa bisa kalah di kendang sendiri,” ungkapnya.
Ibu penjual dawet itu mengatakan bahwa dirinya sehari-hari berjualan di sebelah pintu Gate 3 Stadion Kanjuruhan, Malang, tidak hanya dawet, ibu itu pun mengaku bahwa dirinya menjual kopi.