JURNAL SOREANG – Bagi masyarakat di Ibu Kota pasti sudah tak asing lagi jika mendengar nama Rasuna Said.
Tepatnya H.R. Rasuna Said, merupakan nama jalan yang terletak di sepanjang Kuningan hingga Setiabudi, Jakarta Selatan.
Ternyata nama ini diambil dari nama seorang tokoh wanita pejuang kemerdekaan yang berasal dari Sumatera Barat, yang bernama lengkap Hajah Rangkayo Rasuna Said.
Rasuna Said juga dikenal dengan sebutan Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, ia lahir pada 14 September 1924 di Maninjau, Agam, Sumatera Barat.
Bukan tanpa alasan, ia mendapat julukan itu karena kegigihannya dalam memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita dan menjalankan peran sebagai warga negara untuk kemajuan bangsa dan negara.
Hari ini Google merayakan hari ulang tahunnya yang ke-112 tahun, itulah alasan munculnya doodle Rasuna Said di halaman utama mesin pencari tersebut.
Rasuna dahulu belajar di Sekolah Dasar di kota Maninjau dan dilanjutkan ke Sekolah Diniyah di Padangpanjang, sebuah sekolah khusus perempuan yang didirikan oleh ibu Rahmah El-Yunusiah.
Ia terkenal sangat cerdas sehingga ia dipercaya mengajar kelas dibawahnya meskipun ia sendiri saat itu masih berstatus sebagai pelajar
Selain dunia pendidikan, Rasuna Said juga sangat tertarik dengan dunia politik, ia ingin agar perempuan di masa itu memiliki kesadaran politik.
Baca Juga: Liga Champions : Sports Mole Prediksi Chelsea Tundukkan Red Bull Salzburg 2-0
Ia memulai perjuangan politiknya dengan turut aktif di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris dan kemudian bergabung menjadi anggota di Kesatuan Muslim Indonesia
Rasuna Said juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI).
Saat berkecimpung di dunia politik, Rasuna Said dikenal dengan kemahirannya berpidato dan isi pidatonya kerap tajam menyoal penindasan pemerintah Belanda.
Baca Juga: 6 Tips Menakjubkan Hubungan Intim yang Hebat Bagi Pengantin Baru, Malam Pertama Dijamin Berkesan!
Ketika tahun 1930 akibat pidato-pidatonya tersebut Rasuna Said ditangkap dan dipenjara di Semarang oleh Belanda.
Pada tahun 1932 Ia pun tercatat sebagai perempuan pertama yang terkena hukum Speek Delict, dan ditangkap bersama teman seperjuangannya Rasimah Ismail.
Speek Delict adalah hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapa pun dapat hukuman karena berbicara menentang Belanda.
Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikannya di Islamic College pimpinan K.H. Mochtar Jahja dan Dr. Kusuma Atmaja.
Pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi di majalah Raya, namun karena ruang geraknya yang dibatasi oleh Belanda kemudian ia memutuskan pindah ke Medan.
Di sana ia mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita bernama perguruan Putri.
Ia pun mengorbitkan majalah menara Putri yang membahas seputar pentingnya peran perempuan, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dan keislaman.
Ketika masa penjajahan Jepang, Rasuna Said turut serta mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian dibubarkan oleh pemerintah Jepang.
Tak berhenti disitu, Rasuna Said aktif memperjuangkan dibentuknya barisan pembela tanah air.
Laskar Pembela Tanah Air inilah yang kelak menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, H.R Rasuna Said lalu berperan aktif di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia.
Setelah itu Rasuna Said duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.
Kemudian ia diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat dan akhirnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, kesibukannya di dunia politik membuat Rasuna Said kurang memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri.
Akibatnya ia diketahui mengidap penyakit kanker darah, kemudian meninggal dunia pada 2 November 1965 saat usia 55 tahun dan kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Rasuna Said mendapat Anugerah sebagai pahlawan nasional dari surat Keputusan Presiden tahun 1974 karena kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Apakah Sekali Melakukan Hubungan Intim Langsung Bisa Hamil? Ini Jawaban Dokter Boyke
Darinya kita dapat mengambil beberapa pelajaran utama yaitu keinginan untuk selalu belajar, berani menyampaikan kebenaran, dan aktif dalam menjalankan peran sebagai warga negara untuk kemajuan bangsa dan negara.***