Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, LDII Dorong Muslimin Tetap Berkurban dengan Prinsip Kehati-hatian

- 17 Juni 2022, 18:37 WIB
Petugas sedang menangani dan memeriksa kondisi sapi dengan merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Petugas sedang menangani dan memeriksa kondisi sapi dengan merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) /LDII /

JURNAL SOREANG- Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang melanda di Jawa, jangan sampai mengendurkan minat umat Islam untuk berkurban pada Idul Adha nanti. Pasalnya, dengan berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. Kurban memiliki multiplayer effect yang signifikan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, saat ditemui di kantornya, Surabaya, Kamis 16 Juni 2022.

“Secara pribadi, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih daging kurban,” ujar KH Chriswanto.

Baca Juga: Hari Qurban di Tengah Maraknya Penyakit Mulut dan Kuku Sehingga Pusat Kajian Halal UIN SGD Lakukan Ini

Secara sosial, kurban mampu meringankan beban masyarakat sampai sepekan setelah hari penyembelihan, Pengeluaran untuk pangan bisa dikurangi karena pembagian daging kurban, ini sangat membantu.

"Selain itu, para peternak juga mendapat keuntungan yang berlipat untuk mengembangkan modal usahanya,” katanya.

Meskipun saat ini sedang terdapat pandemi wabah PMK, masyarakat tak perlu khawatir karena penyakit itu tak berbahaya bagi manusia. Namun, ia menyarankan tetap berhati-hati, karena manusia bisa menjadi pembawa virus PMK ke hewan lain,

“Untuk itu perlu kehati-hatian, baik peternak maupun jamaah yang sedang mensurvei hewan kurban,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Allihkan Anggaran Rp180 M untuk Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Andi: Jangan Bocor

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x