Tradisi Khas Sumatera Barat, Nomor 3 Bertujuan Mempererat Silaturahmi

- 15 November 2021, 12:10 WIB
Tradisi Khas Sumatera Barat, Nomor 3 Bertujuan Mempererat Silaturahmi dan Persaudaraan
Tradisi Khas Sumatera Barat, Nomor 3 Bertujuan Mempererat Silaturahmi dan Persaudaraan /

JURNAL SOREANG - Sumatera Barat memiliki banyak kebudayaan yang masih dilestarikan oleh masyarakatnya.

Selain itu, kebudayaan khas Sumatera Barat juga memiliki ciri khas dan karakter yang sangat kuat.

Meskipun telah banyak dipengaruhi kebudayaan dari luar, daya tarik kebudayaan Sumatera Barat masih sangat kuat, apalagi jika membahas kebiasaan masyarakat pedalaman yang pasti unik dan aneh.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah budaya khas Sumatera Barat.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Suku Minangkabau dan Sejarah Singkatnya

1. Batagak Kudo-Kudo

Batagak Kudo-Kudo merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di masyarakat Minangkabau, terutama di daerah Pariaman, Sumatera Barat.

Kalimat batagak kudo-kudo berasal dari bahasa Minang yang berarti “menegakkan kuda-kuda”. Batagak Kudo-Kudo adalah upacara yang menjadi bagian dari proses pendirian sebuah bangunan.

2. Tradisi Mandi Balimau

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang dilakukan pada saat menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi ini biasa dilakukan oleh sebagian kalangan masyarakat Minangkabau yang berada pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai atau tempat pemandian.

Baca Juga: Kerajinan Amai Setia Warisan Rohana Kudus, Pahlawan Perempuan Minangkabau

3. Makan Bajamba

Makan Bajamba atau juga disebut Makan Barapak adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama di suatu tempat yang telah ditentukan.

Tradisi ini biasa digelar pada perayaan hari-hari besar agama Islam atau berbagai upacara, pesta adat, atau pertemuan penting lainnya.

Kegiatan Makan Bajamba biasanya akan dihadiri oleh lebih dari puluhan hingga ribuan orang. Dari sekian banyak orang tersebut lalu dibagi berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 sampai 7 orang.

Masing-masing kelompok lalu duduk melingkar dan disediakan satu dulang yang di dalamnya terdapat sejumlah piring, nasi, dan berbagai macam lauk.

Baca Juga: Saat Potter Bandara Internasional Minangkabau Dapat Paket Sembako dari Anggota DPR

4. Upacara tabuik

Tabuik atau Tabot merupakan salah satu tradisi tahunan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.

Perayaan Tabuik merupakan peringatan hari wafatnya seorang cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, pada tanggal 10 Muharram. Dalam catatan sejarah, Husein beserta keluarganya wafat di hari itu pada peristiwa Karbala.

5. Upacara Turun Mandi

Turun Mandi adalah upacara yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kelahiran seorang bayi.

Tempat pelaksanaan upacara Turun
Mandi adalah di batang aie (sungai) umum yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai tempat berkumpul.

Baca Juga: Kehadiran Mahasiswa Padang, Sumatera Barat, Berdampak Besar bagi Warga Australia, Ini Pengaruhnya

Sementara orang yang berhak membawa bayi ke batang aie adalah yang berjasa dalam proses kelahiran.

6. Batagak Panghulu

Batagak Panghulu merupakan upacara adat Sumatera Barat, khususnya masyarakat Minangkabau dalam rangka meresmikan seorang datuk menjadi panghulu.

Panghulu adalah pemimpin kaum, pembimbing anak-kemenakannya, dan menjadi niniak mamak di nagarinya.

Baca Juga: Lembah Harau Sumatera Barat, Wisata Alam dengan Dinding Tebing Raksasa dan 4 Air Terjun, Kamu Wajib Coba!

Peresmian seorang panghulu haruslah berpedoman pada petitih adat, “maangkek rajo sakato alam, maangkek panghulu sakato kaum”.

Adapun jabatan panghulu di Minangkabau ini diturunkan dari pendahulunya. Dari niniak turun ke mamak, lalu turun ke kemenakan dekatnya.***

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah