Beri Komentar Negatif ke Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Addie MS Disentil Habib Abubakar Assegaf

- 15 September 2021, 17:07 WIB
Beri Komentar Negatif ke Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Addie MS Disentil Habib Abubakar Assegaf.
Beri Komentar Negatif ke Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Addie MS Disentil Habib Abubakar Assegaf. /@addiems999

JURNAL SOREANG - Habib Abubakar Assegaf langsung bereaksi keras atas komentar negatif Musisi Addie MS menanggapi video santri menutup telinga saat mendengar musik.

Habib Abubakar Assegaf menilai pandangan Addie MS yang menyebut ada hasil riset soal pengaruh positif musik tentu akan berbeda dengan pemahaman santri penghafal Al-Qur’an.

Lebih jauh, Habib Abubakar Assegaf pun menyayangan komentar Addie MS itu mengingat sosoknya merupakan salah satu publik figur yang harusnya bijak dalam memberi penilaian.

Baca Juga: MUI Sayangkan 'Nyinyiran' kepada Santri Tutup Telinga Akibat Musik: Takut Tercampur dengan Hafalan

“Banyak riset yang membuktikan pengaruh positif musik tertentu pada tanaman dan hewan,” kata Addie MS melalui akun Twitter-nya @addiems mengomentari video santri menutup telinga saat mendengar musik yang di unggah akun @_ekokuntadhi.

“Di negara-negara maju, musik telah lama digunakan sebagai alat pendidikan sejak pre-school,” lanjutnya.

“Terapi musik digunakan untuk menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan dan jiwa. Musik adalah bagian dari peradaban,” cuit Addie MS menambahkan.

Baca Juga: Viral Santri Tutup Telinga Akibat Musik, Komentar Diaz Hendropiyono Dihujat Netizen: Memang Begitu Harusnya

“Saudara @addiems jika tweet ini anda maksudkan kepada para hafidz Qur’an yang menutup telinga ya jelas beda frekwensi,” kata Habib Abubakar Assegaf, Rabu 15 September 2021 melalui akun Twitter-nya @abubakarsegaf.

“Anda (Addie MS) pemusik, sedang mereka para santri. Dan soal hukum musik ada pembahasan tersendiri dalam agama,” ujar Habib Abubakar Assegaf menambahkan.

“Sebagai publik figur anda (Addie MS) harusnya bijak dan tidak asal komen,” kata Ulama asal Jawa Timur itu menegaskan.

Baca Juga: Geger Video Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Begini Respons Ustaz Hilmi Firdausi

Sebagai informasi, sebuah video yang viral di media sosial yang sempat di unggah akun @David_Wijaya03 menampilkan para santri sedang berada di sebuah aula sambil menutup telinga.

Diduga para santri yang hendak mengikuti program vaksinasi Covid-19 itu menutup telinga karena tidak ingin mendengar musik yang sedang diputar di aula tersebut.

Bila mengamati video berdurasi 22 detik itu perekam video mengatakan bahwa para santri sedang mengantre untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Tanggapi Video Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Hidayat Nur Wahid: Apa Pemerintah Melarang?

"Masyaallah santri kami sedang antre untuk vaksin. Qodarullah waamaa syafa’ala, di tempat vaksin ini ada musik, maka lihat santri-santri kami menutup kupingnya agar kuping mereka tidak mendengar suara musik ini," kata perekam video.

Sebelumnya, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir sempat menanggapi video viral yang menampilkan santri tutup telinga saat mendengar musik.

Lebih jauh, Gus Nadir mengajak semua pihak dalam menilai video santri tutup telinga yang saat ini viral di jagat maya itu tak harus tergesa-gesa hingga memberikan label Taliban.

Baca Juga: Viral Video Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Gus Nadir: Gak Harus Buru-buru Dianggap Kayak Taliban

“Gak harus buru-buru dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yang bilang haram, dan ada yg bolehin,” kata Gus Nadir, Selasa 14 September 2021 melalui akun Twitter-nya @na_dirs.

“Kita hormati saja. Bagi yang bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan Al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah,” tuturnya sambil menambahkan unggahan pendapat ulama.

Gus Nadir menambahkan, ulama yang bilang (musik) haram juga punya dasar rujukan.

Baca Juga: MUI Sayangkan 'Nyinyiran' kepada Santri Tutup Telinga Akibat Musik: Takut Tercampur dengan Hafalan

“Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yang berbeda,” kata Tokoh NU itu.

“Bagi yang bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa dan bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaah,” ujar Gus Nadir menjelaskan.***

Editor: Handri

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x