Diketahui, Kementerian Riset dan Teknologi sudah dibubarkan dan diganti dengan lembaga setingkat badan. Kemudian lembaga riset prestius seperti BPPT, LIPI, BATAN, dan LAPAN akan dilebur ke dalam BRIN.
Tidak hanya itu, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti perihal anggaran dan fasilitas yang minim.
"Belum lagi soal anggaran dan fasilitas penelitian, sangat miris kita melihatnya. Masa anggaran buzzer lebih besar daripada anggaran riset vaksin? Padahal hasil vaksin lebih diperlukan rakyat daripada hasil kerja buzzer. Bagaimana mungkin riset kita bersaing dengan negara lain kalau ekosistem ristek semakin merosot?" kritiknya.
Baca Juga: Ini Hasil Konsultasi Menteri BUMN dan Menkes dengan KPK Soal Pengadaan Vaksin Rp60 Triliun
Mulyanto minta pemerintah fokus menanggulangi pandemi ini berdasarkan hasil kajian ilmiah para ahli peneliti (scientific based) dengan mengajak para peneliti merumuskan upaya terpadu untuk menanggulangi masalah ini. "Jangan terlalu banyak gimmick yang hanya tebar pesona," tegasnya.
Mantan Sekretaris Menristek ini juga mendesak pemerintah mempercepat riset dan produksi vaksin Merah Putih yang dimotori Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan cara memberikan dukungan fasilitas dan anggaran yang cukup agar para peneliti dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik. ***